Sabtu, 13 Agustus 2011

Uang Rp.20.000,- Kelihatan Begitu Besar

Sambil terkantuk - kantuk selesai mengaji, tiba - tiba ada SMS yang buatku tersenyum. SMS dari seseorang yang pernah menjabat sebagai Kepala Madrasah di Ponorogo. Tersenyum dan merasa malu juga karena beliau pernah sms ke saya, dan menanyakan kabar saya, saya menjawab lagi nonton Harry Potter.. :)

Isi Sms itu :

Duit 20 ribu kliatan besar jika di bawa ke kotak amal masjid, tapi kecil bila kita bawa ke mall

45 menit terasa lama untuk berdzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk PACARAN

Susah banget baca Al - Qur'an 1 juz aja, tapi komik Harry Potter / komik best seller habis di lahap.

Orang - orang berebut paling depan untuk antri nonton film Harry Potter, tapi berebut belakang saat jamaah sholat agar mudah keluar

Kita bisa mengirim ribuan jokes lewat email, tapi bila mengirim berkaitan dengan indah sering mesti berpikir 2 kali

Disini ada bagian yang ku potong dan gak kumasukkan di sini.....hehehehe

Dari sms itu aku mencarinya di gogle. Dan aku menemukan..

Uang Rp 20,000an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal mesjid tapi begitu kecil bila kita bawa ke mall…

45 menit terasa terlalu lama untuk berdzikir, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk PACARAN…

betapa lamanya 2 jam berada di Masjid, tapi betapa cepatnya 2 jam berlalu saat menikmati pemutaran film di bioskop…

Susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa atau sholat, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman atau pacar…

Betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan bola favorit kita, tapi betapa bosannya bila imam sholat Tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya…

susah banget baca Al-Quran 1 juz saja, tapi novel best-seller 100 halaman pun habis dilalap..

Orang-orang pada berebut paling depan untuk nonton bola atau konser, tapi berebut cari shaf paling belakang bila Jumatan agar bisa cepat keluar…

susahnya orang mengajak partisipasi untuk dakwah,tapi mudahnya orang berpartisipasi menyebar gossip…

Kita begitu percaya pada yang dikatakan koran, tapi kita sering mempertanyakan apa yang dikatakan Al Quran…

Begitu banyak orang segan/takut dipanggil sama boss, pejabat, dan orang “besar” lainnya, tapi begitu banyak orang yang cuek jika ada panggilan (adzan)/ dipanggil Allah S.W.T.

Kita bisa ngirim ribuan jokes lewat email, bbm, tapi bila ngirim yang berkaitan dengan ibadah sering mesti berpikir dua-kali…

( dari blognya almaadam85)

Tips Konyol Agar Sandal Tidak Hilang di Masjid

Membaca tips ini malah membuatku tersenyum teringat kejadian Ramadhan setahun yang lalu, saat teraweh aku berangkat memakai sandal warna biru kesukaanku eh pulang teraweh sandalku berubah jadi warna coklat dengan merk yang sama. Berhari - hari setiap teraweh aku memperhatikan sandal - sandal di masjid mungkin ada yang gak sengaja tertukar dengan sandal kesayanganku. Dan berhari - hari pula aku tidak menemukannya. Akhirnya sampai ramadhan berlalu sandalku masih tetap coklat dan baru beberapa bulan yang kemarin sandal tersebut putus dan tak layak pakai lagi. ( dee'09)

Berikut ini ada beberapa Tips yang mungkin cocok bagi agan supaya tidak kehilangan sandal.

1).Hindari memakai sandal Branded, seperti : Nake, Adidos, ato yang lainnya, pakailah sandal yang sekali pakai (emang ada gitu ya???)

2).Jika anda terpaksa memakai sandal Branded, simpanlah sandal anda di tempat yang berjauhan, misalnya sandal sebelah kanan anda, anda simpan di Mesjid Istiqlal, sandal yang sebelah kirinya anda simpan di Stasiun Gambir.

3).Pakai Bakiak untuk 3 penumpang yang suka dipakai dalam lomba 17 Agustusan.

4). Gunakan Password dan alarm pada sandal anda.

5). Pasanglah kamera & Tracker dengan GPS secara tersembunyi pada sandal anda, agar anda bisa memantau dimana posisi sandal anda jika sandal anda di curi.

6). Jadikan sandal anda sebagai Accesoris yang dikalungkan dileher atau jadikan sebagai anting-anting.

7). Pesanlah sandal dalam bentuk kotak amal, selain sandal anda terhindar dari aksi pencurian, maka anda juga akan mendapatkan sumbangan amal.

8). Gunakanlah sandal yang berbeda, sandal sebelah kanan warna pink dengan hiasan bunga matahari, sebelah kiri warna kuning dengan hiasan kepala tengkorak.

9). Gunakanlah nomor sandal yang berbeda, misal sandal sebelah kanan bernomor 37, dan sebelah kiri bernomor 45.

10). Atau gunakan sandal yang kanan dua-duanya atau kiri dua-duanya

11). Bawalah selalu rantai besi yang panjang, anda dapat merantai sandal anda pada badan anda, sehingga bila sandal anda hendak dicuri, anda akan mendapat tanda berupa tarikan.

12). Modifikasi sandal anda dengan menambah manik-manik, payet dll atau dengan membuat bolong di tengah sandal anda, sehingga sandal tidak bisa dipakai sehingga membuat ilfil si-calon pencuri.

13). Menyimpan secarik kertas di atas sandal anda yang berbunyi ‘Sandal ini punya aparat’ ; ‘Kredit sandal ini belum lunas’ ; atau anda tulis pengumuman ‘Ini bukan sandal, sumpah ini bukan sandal..’

14). Tips paling jitu adalah : Pakailah sepatu, sehingga anda tidak akan pernah kehilangan sandal..

Kaskus

Diposkan oleh Novel Attamimi

10 Kata “Jangan” Agar Cepat dapat Pacar

Dari catatan yang ku temukan....

Hei.. kawan, saya ada 10 kata “Jangan” bagi kalian yang saat ini masih jomblo

nah ini dia :

#1.Jangan menunggu punya Pacar dulu baru tersenyum kawan,

tapi tersenyumlah maka bahagiamu akan menarik cewek atau cowok mendekat untuk jadi pacarmu lho.

#2.Jangan menunggu punya Pacar dulu baru sedekah kawan,

tapi coba deh bersedekah dengan niat yang ikhlas , agar keinginanmu untuk punya cewek atau cowok cepat terkabul lho.

#3.Jangan menunggu termotivasi baru bergerak mencari pasangan kawan,

tapi bergerak dan bergerilyalah untuk mendapatkan pacar kawan, maka kamu pasti akan termotivasi dan senantiasa semangat untuk dapat cewek atau cowok bakal calon pacarmu lho.

#4.Jangan tunggu dirimu dipedulikan orang lain, baru kamu peduli kawan,

tapi pedulilah pada orang lain lebih dulu, maka cewek atau cowok yang engkau pedulikan akhirnya bisa jadi pacarmu lho.

#5.Jangan menunggu orang lain memahamimu kawan, baru kamu memahami dia,

tapi pahamilah orang itu kawan, maka cewek atau cowok gebetan yang engkau pahami ujung-ujungnya mau jadi pacarmu lho.

#6.Jangan tunggu terinspirasi dulu baru menulis puisi hatimu kawan,

tapi buatlah puisi hatimu itu maka dijamin inspirasi akan hadir tuk’ luluhkan hatinya jadi pacarmu lho.

#7.Jangan menunggu musim pacaran tiba baru dirimu berusaha untuk mendapatkan pasangan kawan,

tapi ciptakan musim pacaran sendiri kawan, maka cewek atau cowok dijamin akan menghampirimu bagai magnet lho.

#8.Jangan menunggu dicintai, baru dirimu mencintai kawan,

tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai cewek atau cowok gebetanmu lho.

#9.Jangan menunggu ada pasangan baru merasa hidupmu tenang kawan,

tapi hiduplah dengan tenang dan percayalah setelah itu bukan sekedar pacar yang kau dapat mungkin banyak lagi rezeki lainnya lho.

#10.Jangan menunggu lama membagikan postingan ini kawan,

agar engkau dan kawan yang lain dapat segera mendapat pasangan dalam waktu yang tidak beberapa lama ….

( novel attamimi)

DUNIA SEPI TANPA PERNIKAHAN

Ku temukan dari catatan teman....

Cinta adalah anugerah sekaligus rahasia Allah SWT, sedangkan mata adalah penuntun dan hati adalah pendorongnya. Nikmatnya pandangan hanya dipunyai Mata, sedangkan kenikmatan pencapaian hanya dipunyai hati dan pandangan. Keduanya adalah sahabat sejati yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain.

Gelisah, duka dan air mata adalah bagian dari sketsa hidup di dunia. Tetesan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan, hingga membuat keresahan dan kebimbangan.

Duka yang datang karena kerinduan yang sangat dalam menyebabkan kepedihan yang menyesakkan rongga dada. Jiwa yang rapuh bisa berkisah pada alam serta isinya, bertanya, di manakah pasangan jiwanya berada. Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.

Keinginan bertemu pasangan dan belahan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah dari manusia? Semua itu hadir tanpa disadari sebelumnya, hingga tanpa sadar telah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan. Sebuah fitrah pula jika setiap wanita ingin menjadi seorang istri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang shalih dan shalihah.

Duhai dunia, betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga memenuhi setiap sudut rumah tangganya.

Allah SWT telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga ketaatan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana arena jihad fii sabilillah. Karenanya, yakinkah batin itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain yang jauh di bawah umurnya?

Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang punya komitmen menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan sang pujaan dan kekasih hati? Dapatkah kita menggambarkan perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan? Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?

Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk “dunia fana” ini saja, karena sebenarnya masih ada negeri akhirat, yang masih diselimuti misteri Illahi. Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana.

Selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujianNya yang telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. Mungkin “sang pangeran” pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi surga, berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.

Janganlah dirimu bersedih lalu menangis di setiap penghujung malam karena tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa belahan hatinya. Menangislah karena air mata permohonan kepadaNya di setiap sujud dan keheningan pekat malam. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa.

Bersiap menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah SWT. Siramlah selalu hati ini dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian yang terus panjang.

Wahai jiwa, bukankah kalau sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari ke mana. Karena sejak ruh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskanNya, hanya ikhtiar pembangkit motivasi jiwa. Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya. Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang.

Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. Senyumlah wahai sahabat, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa. Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. Songsonglah hari bahagia nan suci. Meriahkan dunia ini dengan pernikahan. Wallahu’alam

Sumber = Dakwatuna.com ( from Heart Angel )

::: Ketika Harus Memilih :::

Semalam aku menerima sebuah telepon. Bukan telepon biasa karena sang suara berasal dari masa remajaku yang telah berlalu, dari seorang sahabat yang menghilang untuk masa yang tak terhitung batasnya.

Ada sesuatu dalam suaranya yang mengingatkan aku pada sesuatu. TENTANG KERAGUAN PRIA AKAN KETULUSAN WANITA. Tentang sebuah tanya yang selalu muncul di saat gundah dan marah melanda: Benarkah ia mencintaiku? Tidakkah ia hanyalah seorang egois yang sekadar ingin memproteksi kepentingannya?

Tidakkah ia dipenuhi cemburu yang bersumber dari prasangka-prasangkanya semata, sehingga hatiku dibuat jengah dan kesal padanya?

Ah sahabatku,

Seandainya kamu sadar seberapa beruntungnya kamu. Aku memang tidak sepenuhnya menyetujui cara-caramu, tetapi ada hal-hal tentang wanita yang kamu perlu tahu. Bahwa:

1st

WANITA SERING BERSIKAP SEOLAH-OLAH TAK PEDULI, padahal dalam hatinya ia berharap kamu berkenan menyuarakan perasaanmu tanpa diminta. Pandanganmu, perkataanmu sangat berarti, jauh melebihi apa yang kamu bayangkan.

2nd

WANITA BISA CEMBURU BERLEBIH BUKAN KARENA PENUH PRASANGKA, tetapi lebih karena ia begitu mencintaimu, takut kehilangan dirimu. Barangkali ia telah menjadi sedemikian kalut karena sifatmu yang cuek dan suka menggoda setiap wanita manis yang tampak di pelupuk matamu, sehingga habislah akal sehatnya dan berbuatlah ia apa yang tidak kamu inginkan. Andai hatimu masih terbuka untuknya, kenapa tak kamu beri ia kesempatan kedua untuk membuktikan cintanya padamu? Jika kamu memang mencintainya juga, apa salahnya mencoba sekali lagi?

3rd

"WANITA TAK BISA MINTA MAAF KETIKA SALAH KARENA EGOISME YANG BERGELAYUT DALAM RELUNG JIWANYA".
Yakinkah kamu akan pendapatmu itu? Sama halnya dengan pria, wanita beragam karakternya. Ada yang lembut dan mudah mengaku salah, sementara yang lain lebih memilih bungkam, diam seribu bahasa. Cobalah mengerti bahwa cara wanita meminta maaf berlainan dan tak selamanya sesuai dengan kehendakmu. Jika ia tak bisa menyatakannya secara lisan, perhatikanlah sikapnya. Bukankah ia telah menghubungimu dan menyatakan penyesalannya akan kegagalan hubunganmu? Tidakkah menurutmu itu satu bentuk permintaan maaf?

4th

SEORANG WANITA YANG BERJALAN SENDIRI DALAM TEKAD DAN ASANYA BUKANLAH SESEORANG YANG TAK MEMILIKI MINAT AKAN KEHIDUPAN.
Dan bukanlah itu berarti bahwa ia tak menginginkan pasangan. Tetapi, saat saja yang belum tepat mempertemukan. Yakinkah ia akan pilihannya? Barangkali tidak juga. Tetapi, bukankah Allah telah menjanjikan bahwa masing-masing orang diciptakan berpasangan sesuai kepribadiannya? Maka, yang dilakukannya adalah bersabar. Menanti dalam diamnya. Dan jika waktu membuktikan, bahwa yang dinanti tak kunjung tiba, maka ia tetap bersabar karena ia yakin orang yang bersabar dalam cobaan akan diluruhkan dosa-dosanya.

Sahabat, bukan maksudku mendiktemu, apalagi mencacimu. Dalam diri setiap manusia ada kebaikan dan keburukan; aku tentu bukan perkecualian. Aku menyukaimu sebagaimana adanya, sama halnya aku menyukai semua teman lainnya. Jika perkataanku ada yang menyakitimu, maka maafkan aku. Aku hanya wanita dengan sekelumit kata yang keluar begitu saja dari bibirnya. Jika aku terlalu banyak berkata: mungkin...aku pikir..., itu lebih karena aku percaya tak ada yang pasti, kecuali eksistensi Tuhan, kematian, dan hari kemudian.

Naifkah aku akan pemikiranku? Mungkin ya, mungkin juga tidak. Putuskan sendiri bagaimana menurutmu karena relatifitas jawaban sungguh-sungguh ada. Dan aku meyakini bahwa ada hak dan kebebasan bagi siapapun untuk berekspresi dan merasa apapun yang ia rasa. Jika aku memaksamu meyakini sesuatu yang tak sejalan dengan apa yang kamu percayai, bisa jadi di permukaan kamu bersepakat denganku, tetapi jauh dalam lubuk hati, kamu menegasikannya.

Kuharap kamu tak berpikir aku aneh karena mengatakan semua ini, karena inginku hanyalah kamu lebih memahami wanita, tidak sekadar melihat apa yang kasat mata, tidak juga apa yang serta-merta disimpulkan batinmu. Ada yang pernah bilang, wanita dari Venus, sementara pria dari Mars. Secara harfiah tidak, tetapi dari cara bereaksi aku rasa benar. Saat wanita berusaha setengah mati menerangkan suatu masalah agar jelas duduk persoalannya, pria kelihatannya cenderung berpikir bahwa wanita terlalu cerewet, mengada-ada, dan menjengkelkan. Padahal, maksudnya tidak lain untuk menenangkan dan atau membuat pria paham. Sama halnya ketika pria diam atau pergi untuk beberapa saat tanpa meninggalkan pesan. Wanita bisa menganggapnya tak peduli dan menangis tersedu-sedu. Padahal, maksud pria adalah untuk menata hati dan pikirannya dulu sebelum mengambil sikap.

Perbedaan wanita dan pria yang begitu tajam di satu sisi membawa banyak salah paham, tetapi di sisi lain menghantarkan keindahan. Karena dari perbedaan, wanita dan pria saling melengkapi. Andai wanita dan pria sama, maka layaknya sebuah pelangi yang semula penuh warna, lengkungan garisnya akan datar, hambar, tanpa kejutan berarti.

Sudah kelewatankah ucapanku? Apakah aku melanggar privasimu? Maafkan aku. Takkan kuperpanjang lebih jauh lagi karena aku khawatir kamu kehilangan inti di balik maksudku. Maafkan aku karena bersikap seperti wanita pada umumnya yang bawel akan persoalan yang mungkin menurutmu biasa saja. Yang perlu kamu tahu, bawelku bukanlah karena aku ingin membenarkan seluruh persepsiku, menjadi pemenang dalam sebuah diskusi kecil yang kita awali malam itu, tetapi lebih karena aku menyayangimu dan menginginkan yang terbaik untukmu.

Saran terakhirku, jika boleh kuutarakan:

☼ KETIKA TERJADI SALAH PAHAM,
jangan ragu-ragu bicarakan dengan wanita karena sungguh ia akan sangat menghargai keterbukaan dan keterusteranganmu. Menyelesaikan persoalan berdua lebih baik daripada dipendam sendirian.

☼ JIKA KAMU MENCINTAI SESEORANG,
maka jangan lepaskan ia. Karena tidakkah kamu berpikir bahwa di sana egomu yang telah berbicara? Tidakkah kamu pikir kamu bisa bersama-sama mencari solusinya? Lepaskan egomu dan lihat apa yang bisa kamu lakukan.

☼ DAN JIKA KAMU MERASA TAK MUNGKIN KEMBALI LAGI,

maka maafkanlah ia dan biarkan ia menjadi satu bagian dari kenangan indah yang akan senantiasa

menyertaimu. Tak perlu kamu ulas kesalahannya karena meski kamu ungkit seribu kali, takkan berbeda hasil akhirnya.

☼ DAN JIKA KAMU TELAH BERTEMU YANG BARU,
maka jagalah perasaannya. Buktikan bahwa kamu sungguh-sungguh menghargainya, ingin berbagi cintamu, kesetiaanmu, harimu dengannya. Ketika kamu menerima seorang wanita apa adanya dan menunjukkan betapa kuat komitmenmu padanya, aku yakin segala kecemburuan yang menurutmu tak beralasan akan hilang dengan sendirinya, karena cemburu sebetulnya merupakan wujud kekhawatiran yang secara alami melekat dalam diri wanita,seperti juga laki-laki, ketika cinta melingkupi kalbunya.

Mudah-mudahan apa yang kubagi denganmu bisa memantapkan langkahmu, memudahkanmu dalam mengambil keputusan, dan cepat menghantarkanmu pada satu tujuan, bersanding dengan dia yang sungguh-sungguh kamu inginkan berada di sisimu sepanjang hayatmu,hidup bahagia bersamanya sampai ajal menjemput di haritua.

Aku kan ikut mendoakan, pasti..

Sumber : Unknown

Surat dari Ibu .. Cerita Motivasi

Surat ini benar-benar menyentuh hati saya. ketika membaca tulisan ini saya merasa trenyuh dan larut dalam suasana haru. Terbayang wajah ibu saya, yang telah melahirkan, mendidik, dan membesarkan dengan penuh kasih sayang. Ibu adalah yang terbaik bagiku. Tak pernah ada kata tidak untuk kami anak-anaknya ketika meminta sesuatu. Semoga Tuhan membalas kebaikan ibu dengan pahala yang besar. Semoga Tuhan senantiasa membimbing dan memberi petunjuk kepada saya untuk selalu memperlakukan ibu dengan baik serta mengasihinya sebagaimana ibu mengasihi kami, anak-anaknya.

Silahkan dibaca …………..

Wahai anakku,

Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…

Wahai anakku!

Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.

Wahai anakku… 25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi…

Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.

Aku mengandungmu,

wahai anakku! Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu grmbira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.

Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.

Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir… Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air yang ada di kerongkonganku.

Wahai anakku… telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.

Harapanku pada setiap harinya; agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku!

Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.

Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.

Semakin dekat hari perkawinanmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.

Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkawinan itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.

Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.

Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.

Anakku… ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.

Dan Ibu memohon kepadamu, Nak! Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!!

Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.

Anakku, telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit… Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.

Sekiranya engkau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu… Mana balas budimu, nak!? Mana balasan baikmu! Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!

Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku. Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?

Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantu dan budakmu. Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!

Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Tuhan mencintai orang yang berbuat baik.

Wahai anakku!! Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.

Wahai anakku! Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi. Anakku… Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!

Wahai anakku, ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Tuhan,

Wahai anakku!! Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.

Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Tuhan, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?

Anakku… Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Tuhan, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada tabib yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.

Bangunlah Nak! Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan

“Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.

Wahai anakku, bertaqwalah kepada Tuhan pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.

Wassalam,

Ibumu

Gelas Penuh atau Gelas Kosong?

Pertama, kalau kita ingin maju dalam belajar, kita haruslah mengosongkan alias merendahkan ego kita, mau belajar dan mau diajari. Kita akan sulit menerima pembelajaran dari orang lain bila ego kita masih ada, apalagi bila tujuannya untuk ngetest saja. Mungkin di bidang kita, kita merupakan pakarnya, namun di bidang lain, supaya kita berhasil sukses, kita harus turun dulu. Gak mungkin toch melompat dari puncak gunung yang satu ke puncak gunung yang lain.

Kedua, ilustrasi gelas penuh gelas kosong tadi bisa juga diartikan, kita seringlah memberi, alias bersedekah. Ketika seseorang bersedekah, ibaratnya, ia sedang mengosongkan atau menumpahkan sebagian gelas rezekinya, tentunya Tuhan akan bisa mengisikan lagi gelas rezekinya. Bagaimana mungkin Tuhan bisa menambahkan lagi rezeki bila kita tidak pernah membagikan juga rezeki kita.

Ketiga, ilustrasi ini bisa juga menggambarkan ketika kita kehilangan, itu bisa jadi Tuhan sedang mengosongkan gelas rezeki kita (mungkin karena kita lupa untuk berbagi). Namun, gak usah bersedih, percayalah, suatu Hari Tuhan akan mengisikannya lagi kembali bahkan dengan yang jauh lebih baik lagi.

Anton Huang

Lorong Doa

Ku temukan catatan ini dari majalah MIMBAR yang ketemukan di bawah meja ruang BK MAN 2 Tulungagung... dan didalamnya ada cerpen " Lorong Doa " karya dari " Saiful Anam Assyaibani "

Jangan biarkan hatimu larut dalam kesedihan

dan menyesal atas sesuatu kegagalan

Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan

Perbanyaklah Berdzikir dan berdoa kepada Allah

Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah

bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah

Jangan mempunyai musuh kecuali dengan iblis / syetan

Sering-seringlah engkau terbangun dipenghujung malam

Istighfarlah engkau kepada Allah

dan perbanyaklah bershalawat kepada Nabi

selalu ingat akan saat kematian

sadarlah bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara

Maafkanlah orang lain yang berbuat salah kepadamu

Jangan dendam.....

dan Jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan

Jangan benci kepada orang yang membencimu

Jangan sombong.....

ringankan beban orang lain

dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan

Jangan melukai hati orang

Jadilah manusia yang bermanfaat bagi sesama

Waspadalah akan setiap ujian,cobaan, godaan dan tantangan

Jangan lari dari kenyataan hidup

Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebajikan

dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan

Jangan bahagia diatas penderitaan orang

dan Jangan kaya dengan memiskinkan orang lain

Yakinlah bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban bagi setiap hambanya diakherat kelak,

tentang apa yang telah dilakukan selama di dunia

( Saiful Anam Assyaibani )

Ajari Dia Mencintai...

Jangan didik anakmu…

Jangan didik anakmu laki-laki

Bahwa kekuatan dan keperkasaan adalah segalanya

Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya

Jangan didik anakmu laki-laki

Untuk mengejar kehormatan dan kekuasaan

Ajari dia untuk mengejar cinta kasih dan kebijaksanaan

Jangan larang anakmu laki-laki jika ia menangis

Dan jangan katakan padanya bahwa laki-laki tak boleh cengeng

Ajari dia untuk mengenali dan menerima perasaannya

Bahwa air mata adalah anugerah Tuhan yang indah

Sehingga ia belajar untuk tidak frustasi oleh emosinya

Dan jika dewasa ia telah belajar untuk hidup dengan seutuhnya

Jangan didik anakmu perempuan

Bagaimana menjadi cantik

Ajari dia untuk mencintai dan menerima dirinya apa adanya

Jangan didik anakmu perempuan

Bagaimana untuk menyenangkan laki-laki

Ajari dia untuk menyenangkan hati Tuhan

Jangan larang anakmu perempuan

Jika ia menikmati melompat, berlari, dan memanjat

Jika ia suka menjelajah dan mengutak-atik benda-benda

Jangan kaupaksa dia untuk duduk manis diam dan tenang

Karena jiwanya yang ingin bebas jadi dirinya sendiri

Dan juga rasa ingin tahunya yang telah Tuhan anugerahkan

Telah kau bonsai dan kaurusak sejak dini

Isilah rumahmu

Dengan cinta, hikmat, dan kebijaksanaan

Bukan dengan harta, keindahan tubuh, gelar, dan kekuasaan

Bagikanlah kepada anakmu laki-laki dan perempuan

Keindahan menikmati mentari pagi

Kehangatan rasa ketika menggenggam pasir

Kemesraan seekor kupu-kupu hinggap di atas bunga

Dan merdunya suara tetes-tetes hujan

Jika kau ingin anakmu rajin beribadah

Gemakan keberadaan Tuhan dalam dirimu

Ia takkan bisa kaupaksa berdoa dan sembahyang

Ketika dia tak dapat menangkap makna ibadah darimu

Jika kau ingin anakmu mencintai pengetahuan

Pancarkan rasa ingin terus belajar

Nasihatmu tak akan bisa membuatnya mau membaca

Ketika dia tak pernah menyaksikan engkau menikmati buku

Jika kau ingin anakmu penuh kasih

Tunjukkan cinta kasihmu kepadanya dan sesama

Kata-kata saja tidak akan mempan membuatnya mengasihi

Jika ia tak pernah merasakan cinta darimu

Untuk anakmu

Engkau adalah teladan yang utama

Tak perlu banyak kata, tiada perlu jutaan nasihat

Jika kau ingin anakmu hidup seperti yang kauinginkan

Hiduplah demikian!

Kang Robby

Lupakan.......

Hasil dari terjemahan juga, aku yang mendapatkan catatan ini dan mbak Martiana Rezki yang menterjemahkan.

Lupakan cowok yg tdk peduli padamu, cowok yg suka menipumu, dan menggunakanmu hanya utk ngesex tapi kemudian menyangkalnya. Cowok yg mengabaikanmu demi teman-temannya dan cowok yg mendepakmu hanya karena dia merasa sudah bosan".

Lupakan cowok yg meletakkanmu di urutan terakhir dan cowok yg menelponmu hanya bila itu membuatnya senang.

Lupakan cowok yg menyebutmu imut dan mempesona, dan bukannya menyebutmu cantik.

Lupakan cowo yg memandang rendah dirimu, yg tidak bangga akan dirimu, dan merasa tersaingi olehmu.

Lupakan cowok yg tak pernah memberikan jawaban tidak, dan cowo yg membuatmu menangis sampai kamu tertidur.

Lupakan cowok yg lebih suka bersama gadis2 lain, yg menyakitimu dan mengatakan "tidak sengaja melakukannya", namun ternyata melakukannya berkali2.

Lupakan cowok yg menelponmu hanya utk memohon2 maaf, dia tidak berharga.

Lupakan cowok yg tak bisa kaupercaya,

Lupakan cowok yg membuat bulan-bulan kehidupanmu begitu menyedihkan.

lupakan cowok yg hrs kaudengarkan keluahan2nya mengenai gadis2 lain pada saat kau jatuh cinta padanya.

Lupakan cowok yg telah menghancurkan hubunganmu yg lain.

Lupakan cowok yg membuatmu menunggunya.

Lupakan cowok yg mengatakan bhw 'ia sedang tidak ingin berhubungan' jika kau tahu bahwa sebenarnya dia tak menginginkan kamu.

Lupakan cowo yg memikirkan orang lain pada saat kamu sedang memikirkannya.

Lupakan cowok yg berbohong setiap hari.

Lupakan cowok yg tdk tahu bagaimana mencintaimu.

Lupakan cowok yg tak bisa kaumaafkan.

Lupakan cowok yg jelas2 memperlihatkan bahwa dia bisa dgn mudah melupakanmu.

From Awesome Quotes

Lupakan.......

Hasil dari terjemahan juga, aku yang mendapatkan catatan ini dan mbak Martiana Rezki yang menterjemahkan.

Lupakan cowok yg tdk peduli padamu, cowok yg suka menipumu, dan menggunakanmu hanya utk ngesex tapi kemudian menyangkalnya. Cowok yg mengabaikanmu demi teman-temannya dan cowok yg mendepakmu hanya karena dia merasa sudah bosan".

Lupakan cowok yg meletakkanmu di urutan terakhir dan cowok yg menelponmu hanya bila itu membuatnya senang.

Lupakan cowok yg menyebutmu imut dan mempesona, dan bukannya menyebutmu cantik.

Lupakan cowo yg memandang rendah dirimu, yg tidak bangga akan dirimu, dan merasa tersaingi olehmu.

Lupakan cowok yg tak pernah memberikan jawaban tidak, dan cowo yg membuatmu menangis sampai kamu tertidur.

Lupakan cowok yg lebih suka bersama gadis2 lain, yg menyakitimu dan mengatakan "tidak sengaja melakukannya", namun ternyata melakukannya berkali2.

Lupakan cowok yg menelponmu hanya utk memohon2 maaf, dia tidak berharga.

Lupakan cowok yg tak bisa kaupercaya,

Lupakan cowok yg membuat bulan-bulan kehidupanmu begitu menyedihkan.

lupakan cowok yg hrs kaudengarkan keluahan2nya mengenai gadis2 lain pada saat kau jatuh cinta padanya.

Lupakan cowok yg telah menghancurkan hubunganmu yg lain.

Lupakan cowok yg membuatmu menunggunya.

Lupakan cowok yg mengatakan bhw 'ia sedang tidak ingin berhubungan' jika kau tahu bahwa sebenarnya dia tak menginginkan kamu.

Lupakan cowo yg memikirkan orang lain pada saat kamu sedang memikirkannya.

Lupakan cowok yg berbohong setiap hari.

Lupakan cowok yg tdk tahu bagaimana mencintaimu.

Lupakan cowok yg tak bisa kaumaafkan.

Lupakan cowok yg jelas2 memperlihatkan bahwa dia bisa dgn mudah melupakanmu.

From Awesome Quotes

Nasehat Ayah

Nasehat Ayah

oleh Desy Diana pada 28 Juni 2011 jam 16:46

Sebuah catatan berbahasa inggris yang diterjemahkan oleh mbak Martiana Rezki

Limabelas thn yg lampau, ketika aku baru saja memasuki bangku SMU, guru bahasa Inggrisku memberikan tugas PR pada seluruh kelas yang diberi judul “Saran bagi Generasi Muda.” Konsep tugas itu cukup sederhana : yaitu setiap murid harus mewawancarai seseorang yg telah melampaui usia 25 thn, mengumpulkan informasi yang cukup untuk menuliskan biografi dasar dari kehidupan mereka dan mencari tahu tips-tips mereka yang paling bagus untuk generasi yang lebih muda. Aku memilih untuk mewawancarai ayahku. Saat itu beliau berusia 53 thn dan beliau memberiku 18 buah nasehat.

Aku telah benar-benar melupakan hal itu semua sampai minggu lalu ketika aku mengunjungi orang tuaku. Ibuku memintaku membersihkan sejumlah kardus-kardus tua yang tersimpan di loteng. Pada salah satu kardus itu aku menemukan tugas orisinilku yang berjudul “Saran bagi Generasi Muda” tertanggal 22 April 1996. Aku membacanya lagi dan langsung serasa melayang jauh.

Meskipun saran-saran ayahku itu sesuai untuk segala usia, di usiaku yang sudah 29 thn masih bisa terhubung dengan ini seperti saat usiaku masih 14 thn, yang saat itu kurang begitu memahami. Sejatinya, pikiran pertama yang menyusup ke dalam kepalaku adalah bahwa “Ayahku memang benar.”

Inilah ke delapan belas buah nasehat untuk generasi muda, kutuliskan di sini dengan ijin dari beliau.

Meskipun usiamu mencapai 30an, 40an, atau 50an, kamu tidak akan merasa bahwa usiamu telah mencapai 30an, 40an dan 50an. – Orang dewasa hanyalah anak-anak yang sedikit lebih tua. Pada saat kau tumbuh dewasa kau tidak akan merasakan menjadi setua yang kamu bayangkan sebelumnya. Sebagian besar, perasaan yang kaurasakan tidak berbeda jauh dengan yang sedang kau rasakan saat ini, hanya lebih bijaksana dan lebih percaya diri. Kamu telah memiliki cukup waktu untuk menetapkan posisimu di dunia dan membentuk apa yang menurutmu cukup penting bagimu. Jadi janganlah takut untuk tumbuh dewasa. Tataplah masa depanmu. Sungguh mengagumkan.

Hal-hal buruk akan terjadi padamu dan teman-temanmu. – Bagian dari hidup dan tumbuh dewasa adalah mengalami kesulitan-kesulitan yang tak terduga dalam kehidupan. Orang-orang kehilangan pekerjaan, mengalami musibah kecelakaan dan sebagian ada yang meninggal. Pada saat kamu lebih muda dan kehidupan masih terasa cukup menyenangkan, kenyataan yang berat ini sangat sulit dibayangkan. Hal yang paling cerdas dan seringkali paling keras yang bisa kita lakukan untuk menghadapi situasi-situasi seperti ini adalah mengendalikan reaksi-reaksimu. Bisa saja ingin meneriakkan sumpah serapah, tapi bisa lebih bijaksana dan lebih disiplin dari hanya sekedar seperti itu. Ingatlah kemarahan yang penuh emosi hanya menjadikan segalanya lebih buruk. Dan ingatlah bahwa setiap musibah tidak selalu seburuk seperti kelihatannya, dan bahkan jika itu memang terasa sangat buruk, tetap saja semua itu memberi kesempatan bagi kita untuk menjadi jauh lebih kuat.

Setiap orang bisa menciptakan sebuah perbedaan besar. – Membuat seseorang bisa tersenyum bisa mengubah dunia. Mungkin tidak seluruh dunia, tapi setidaknya dunia mereka. Jadi mulailah dari hal yang kecil dan mulailah saat ini juga.

Kesan-kesan pertama tidak selalu memperlihatkan kerapuhan. – Setiap orang dan segala sesuatunya selalu tampak normal jika dilihat dari kejauhan atau hanya sekilas pandang. Namun pada kesan yang ke-10, ke-20, atau bahkan pada kesan yg ke-50 lah kamu akan mulai benar-benar menyadari seperti apa sifat seseorang itu sesungguhnya.

Hasil-hasil yang besar akan muncul saat kamu mempersempit fokus perhatianmu.. – Konsentrasikan upayamu pada bidang yang lebih kecil dan lebih kecil lagi. Ketika upayamu mencakup bidang yang terlalu luas, dampaknya tidak akan terlalu bisa dirasakan. Jadi fokuskan pada bidang yang lebih kecil, maka upayamu akan terasa jauh lebih berarti. Hal ini memang akan memakan banyak waktu untuk melihat perubahannya, namun teruslah jaga agar fokusmu tetap pada bidang yang lebih kecil.

Cintailah dirimu. Wujudkanlah prioritasmu. – Teruslah berjuang menjadi “dirimu” seperti yang kau inginkan. Berikan asupan pada otak dan tubuhmu. Didik dirimu sendiri sampai ajalmu tiba.

Kadang-kadang kamu hanya harus terus melanjutkan hidupmu. – Kesampingkan rasa ketidakyakinan dan ketakutanmu untuk beberapa saat dan tanyailah dirimu sendiri : “Jika aku mencobanya dan tidak memperoleh sesuai yang kuinginkan pada saat memulainya pertama kali, kerugian apa yang akan kudapatkan dan keuntungan apa yang akan kudapatkan?” Jawabannya adalah : kamu tidak akan kehilangan apa pun kecuali sedikit waktu demi memperoleh pelajaran yang berharga yang bisa membantumu mendapatkan sesuai keinginanmu pada kesempatan kedua atau ketiga. Orang memang jarang ada yang memperoleh apa yang mereka inginkan pada kesempatan pertama. Kenyataannya, orang yang berhasil memperolehnya adalah mereka yang terus melanjutkan upayanya bahkan walau mereka harus kehilangan waktu berharga mereka sebelumnya.

Jika ingin mendapatkan sesuatu, kamu harus memberi sesuatu. – Memberikan dukungan, bimbingan dan menyalurkan sumbangan untuk orang lain adalah penghargaan terbesar dalam kehidupan. Segala hal yang kamu lakukan akan kembali padamu.

Tidak perlu memperdebatkan sesuatu. – Jika kamu bisa menghindari, maka janganlah bertengkar. Mengalahlah dari sebuah perdebatan dengan pasanganmu, anggota keluargamu atau tetanggamu. Ketika kamu merasakan kemarahan sudah sangat mendesak dan kamu ingin meneriakan kata-kata kasar yang sudah ada di ujung lidahmu, maka katupkan mulutmu dan pergilah. Tenangkanlah dirimu, kamu tidak harus berada dalam posisi benar atau memenangkan perdebatan. Itu bukan masalah besar.

Jangan berusaha menarik perhatian semua orang. – Berusaha dengan sengaja menarik perhatian orang adalah sebuah tindakan yang tidak berguna kecuali hanya memperbesar ego untuk sementara waktu. Bersikaplah apa adanya. Dan jalinlah hubungan dengan lebih sedikit orang namun memiliki tingkat yang jauh lebih mendalam dan lebih bermakna.

Berusahalah untuk selalu bersenang-senang.– Kesenangan itu biasanya dianggap remeh. Dengan seluruh tanggung jawab kehidupan yang ada, bersenang-senang kadang hanya dianggap sebagai hobi saja. Itu tidak benar. Bersenang-senang merupakan salah satu syarat penting dalam hidup. Maka sediakanlah waktu untuk bersenang-senang.

Teruslah bersikap sederhana. – Ada sebuah dunia yang luar biasa hebat tersembunyi dibalik kesederhanaan. Pilihlah lima hal yang paling penting dalam hidupmu saat ini dan fokuskan dirimu pada hal-hal itu. Biarkanlah hal yang lain berlalu. Hentikan kesibukan dan nikmatilah apa yang benar-benar penting bagimu.

Hal-hal kecil yang terus menyertaimu. – Jadi berikan perhatianmu yang besar pada hal-hal itu. Seperti mengawasi anak-anakmu tertidur. Mempersiapkan makan bersama keluargamu. Berbagi candaan dengan teman-teman lamamu. Inilah hal-hal penting yang sebenarnya diperlukan.

Tidak banyak memberikan saran seringkali justru merupakan saran yang terbaik. – Orang tidak membutuhkan saran yang terlalu banyak, mereka hanya butuh hidup. Aku telah melihat hubungan orang-orang muda yang penuh gelombang telah berkembang menjadi pernikahan yang ajaib dan mengalirkan inspirasi-inspirasi yang menyemarakkan kehidupan dengan semangat dan kebahagiaan. Kisah-kisah kehidupan kita, yang merupaka jawaban yang kita berikan untuk pertanyaan-pertanyaan esai yang panjang, merupakan milik kita yang cukup unik. Apa yang ingin diketahui orang sebenarnya sudah ada di suatu tempat di dalam diri mereka. Kita hanya perlu berpikir, menjadi sesuatu dan bernafas, serta melanjutkan untuk menjelajahi perjalanan-perjalanan yang tak terarah dan akhirnya justru akan membantu kita menemukan tujuan kita.

Aturlah waktumu. – Situasi dan lingkunganmu selalu berubah, jadi berhat-hatilah untuk tidak mengacaukan hal-hal yang benar-benar mendesak dengan hal-hal yang penting.

Aturlah uangmu. – Janganlah membeli barang-barang yang tidakkau perlukan. Jangan membuat pengeluaran lebih besar dari penghasilan. Jangan biarkan uang yang mengaturmu.

Segala yang kamu pelajari di sekolah itu benar-benar penting. – Pada saat kamu mungkin tidak memanfaatkan hal-hal tertentu dari setiap pelajaran di kelas, maka masing-masing pelajaran benar-benar mengembangkan proses inti pemikiran dari benak kita. Sepanjang waktu kamu akan meningkatkan kemampuan-kemampuan mengatasi masalah yang bisa digunakan secara universal. Tak satu pun pelajaran di kelas bisa mengajarkan hal ini, tak satu pun pelajaran yang lebih penting.

Impian-impian selamanya akan tetap menjadi mimpi jika kau tidak segera mengambil tindakan. – Jangan hanya bermimpi terus. Mulailah lakukan sekarang. Dalam waktu 40 thn mulai dari sekarang, kamu tidak akan menyesali apa pun yang telah kamu lakukan, kamu hargai dan kamu upayakan. Maka lakukanlah, hargai dan upayakan itu sekarang.

Ayahku sekarang telah berusia 68 thn, dan aku yakin beliau telah mempelajari beberapa trik-trik baru dalam kurun 15 thn terakhir ini. Pagi ini, ketika aku sedang menuliskan ini, aku menanyai beliau apakah ada trik-trik baru yang akan dibagi dengan kita. Dia berkata akan ada sebentar lagi, jadi bersiap-siaplah untuk pembaharuan. Namun pada saat yang sama, beliau mengatakan padaku untuk memberitahu anda semua agar membaca dua buah buku favoritnya tentang pengembangan diri yaitu : The 7 Habbit of Highly Effective People dan The Millionaire Next Door.

From : Awesome Quotes

Mahasiswa punya gombalan

ngantuk - ngantuk malah nemukan catatan yang bikin ngakak ...

Jurusan Perminyakan: Kalo aku jadi SPBU, pasti tiap hari ada tulisan ‘CINTA HABIS’ soalnya kamu telah memborong semua cintaku.

Jurusan Sistem Informasi:Kayanya laptopku error deh, soalnya tiap mau ngetik deket-deket kamu font yg keluar selalu Times New “Romance”.

Jurusan Sistem Informasi : Sekian lama ku berkutat dengan Codingan hanya untuk menghubungkan Form Hatiku dengan Database Hatimu agar dapat mengeluarkan Lovereport!

Jurusan Teknik Informatika: Ketika virus yang bernama CINTA.exe menyerang hatiku yang membuatku teringat selalu padamu.

Jurusan Teknik Elektro: Aku memang anak elektro, tapi akupun tak mengerti kenapa sentuhanmu bisa menyetrum kalbuku.

Jurusan Geofisika: perlu banyak alat untuk tahu apa isi bumi, tapi tak perlu banyak alat untukmu mengetahui isi hatiku

Jurusan Kedokteran: tanpa membedah isi hatimu pun, aku tahu kamu mencintaiku

Jurusan Teknik Lingkungan: Senyummu bagaikan global warming, yang mampu mencairkan isi hatiku.

Jurusan Seni Rupa: Kau warnai duniaku dengan cinta dan kasih sayang.

Jurusan Seni Musik: aku dan kamu bagaikan nada-nada yang bila berkumpul akan membentuk suatu harmoni

Jurusan Keperawatan: Mencintaimu bagaikan diare, tak dapat ditahan lagi.

Jurusan tata boga:

Bapakmu tukang Siomay ya? karena kau telah mengulek hatiku...

Jurusan Teknik Perkapalan : Meskipun badai dan untaian gelombang datang menerjang, cintaku hanya untukmu....

Jurusan hukum :

aku udah ga bisa jatuh cinta lagi, soalnya udah divonis hakim jatuh cinta cuma sama kamu..

kedokteran gigi : aku sering buat gigi palsu buat orang2 tapi cintaku ke kamu ga pernah palsu

jurusan akuntansi :

"Neng....tiap jalan sama kamu, dompet aku harus terus diaudit, harus bikin neraca rugi laba...soalnya kamu terus menguras dompetku ....sial"

Jurusan Kimia: Kau bagaikan alkohol yang memabukkan dan membiusku bagai eter

Jurusan Kedokteran Hewan: Aku penyayang binatang, jadi aku tidak peduli meski kamu itu buaya

Jurusan Tata Busana: Indahnya baju yang kau kenakan itu pasti seindah hati orang yang mengenakannya

Jurusan Kepolisian: aku nggak akan tilang kamu meski kamu parkir di hatiku dan otakku setiap saat

Jurusan Teknik Metalurgi: cintaku padamu tak kalah membara dibandingkan api dalam tanur

Jurusan Hukum: salah apa aku hingga aku terpenjara dalam cintaku kepadamu

Jurusan Manajemen: kalo aku jadi George R. Terry aku akan mengganti fungsi manajemen dari P.O.A.C menjadi L.O.V.E karena aku selalu teringat wajahmu.

Jurusan Pertanian: Entah sejak kapan kau tanamkan bibit cinta ini di hatiku

Jurusan Perikanan: Kamu abis mancing ya? hebat kan aku tau soalnya di kail kamu ada hati aku tuh nyangkut

Jurusan Tata Boga: Kalo teh dikasih gula kan jadi Teh Manis, coba kalo Teh dikasih kamu, pasti jadi Teh Cantik.

Jurusan Arkeologi: Aku mau masuk jurusan Arkeologi biar bisa terus menggali dimana letak cinta kamu

Jurusan Matematika: Hidupku tanpamu bagaikan cos90=0. Kau dan aku adalah sin90=1 dan selalu bersamamu adalah tan90 = tak terhingga.

Jurusan Teknik Pertambangan: kecantikanmu bagaikan intan permata yang berkilau dengan indahnya

Jurusan Psikologi: Percuma aku masuk jurusan psikologi, karena aku masih tergila-gila kepadamu

Jurusan Akuntansi: Tanpamu aku tidak sempurna, bagaikan neraca lajur yang belum disesuaikan.

Jurusan Cinematografi: andaikan kisah cinta ini kujadikan film, pasti banyak yang iri karena aku bisa mendapatkanmu.

Jurusan Fotografi: Boleh minta foto kamu? Soalnya aku mau nunjukin ke semua orang bahwa malaikat itu ada.

Jurusan Kesehatan Masyarakat : Aku rasa, setiap orang yang melihat kamu akan kebal dari semua penyakit karena vitamin Cinta yang kamu berikan.

Jurusan Sejarah: Seandainya sekarang adalah tanggal 28 Oktober 1928, aku akan ubah naskah Sumpah Pemuda menjadi Sumpah Aku Cinta Kamu.

Jurusan Biologi: Apabila kita DNA, aku tidak mau ada enzim polimerase, agar kita tidak akan terpisahkan.

Jurusan Ekonomi: Cintaku padamu bagaikan pertumbuhan ekonomi China, selalu meningkat!

Jurusan Sastra: A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T V W X Y Z. oops! I Miss U..

Jurusan Geografi: Jika hatiku adalah kompas, maka kamu adalah arah Utara. Hatiku yang akan selalu mengarah kepadamu.

Jurusan Statistika: Kalau kamu tanya berapa banyak frekuensi kamu datang ke pikiranku, jujur.. cuma sekali. Soalnya gak pernah pergi lagi sih..

Jurusan Arsitektur: Aku rasa sebentar lagi ruangan ini akan bertambah sempit. Karena bunga-bunga cintaku padamu mulai tumbuh memenuhi sudut ruang ini.

Jurusan Telekomunikasi (Transmisi): HP udah dimatiin, tapi tetap diusir dari pesawat, katanya sinyal cintaku ke kamu ganggu sistem komunikasi.

Jurusan Hubungan Internasional: Aku ga perlu jauh-jauh ke Perancis buat nemuin kamu, kamu kan udah jadi Princess di hatiku.

Jurusan Agama: Lupa agama? Neraka! Lupa orang tua? Durhaka! Lupa sesama? Biasa! Tapi lupa ama kamu? Mana bisa!

Jurusan Fisika: Menurut Einstein, energi adalah massa dikali kuadrat kecepatan cahaya. Menurut Britannica, energi adalah suatu kapasitas untuk melakukan kerja. Menurut aku,energi adalah kamu…

Jurusan Perpajakan: Kalo kamu menjadi fiskus, akan selalu kulebihbayarkan pajakku agar kau terus datang dan memeriksaku

Jurusan Teknik Kimia: Cintaku padamu bagaikan CSTR (Continuous Stirred Tank Reactor) dengan pemanasan steam langsung dan steady state. selalu panas membara, teraduk-aduk di dalam hatiku.

Jurusan Teknik Sipil: Jembatan dibangun untuk menghubungkan dua daratan, tapi cintaku dibangunkan untuk menghubungkan dua hati. Hatiku dan hatimu.

Jurusan Bioteknologi: Aku tidak tahu mengapa, sepertinya kultur cinta mu ini tumbuh selalu dalam fase eksponensial di media hatiku.

Jurusan astronomi: Gravitasi yang terdapat pada hati kita, kunamakan itu cinta.

Jurusan meteorologi: Tak perlu aku takut hari terus hujan atau dingin bersalju, karena kamulah matahari jiwaku yang senantiasa bersinar.

Jurusan Psikologi: Pak Dosen bilang, Love itu terdiri dari Passion, Commitment, dan Intimacy… Tapi buatku tambah satu: KAMU.

Jurusan Komunikasi: Aku tau semua definisi komunikasi. IP aku 4. Tapi satu yang aku ga bisa, mendefinisikan kata-kata cinta yang kamu ucapkan. Itu lebih rumit daripada definisi komunikasi menurut Theodore M. Newcomb. Tapi kamu selalu membuat aku mengerti setiap definisi, Sayang..

Jurusan Bisnis : Kalau hatiku toko, kamulah pelanggan yang membuatnya bangkrut karena semua isinya kuberi gratis untukmu

Jurusan Teknik Mesin : Hatiku dalam mencintaimu adalah mesin yang tak pernah mati untuk bekerja.

Jurusan Farmasi : Tidak akan ada ramuan atau obat yang dapat menghentikan cintaku padamu, karena cintaku adalah ramuan tidak terlihat yang bersifat kekal.

Jurusan Sastra : seorang Kahlil Gibran pun pasti bingung untuk mendeskripsikan perasaanku padamu. terlalu dalam, merasuk kalbu, dan memabukkan.

Jurusan Penerbangan : Radar hatiku selalu bisa melacak dimana kamu berada

Jurusan Matematika : mencintai kamu itu seperti limit tak hingga. mencintai tanpa batas

Jurusan Penjas: mencintaimu itu kayak olahraga. Bikin sehat, kuat, bugar, dan senang sepanjang waktu.

Jurusan Hubungan Internasional : aku bisa berbahasa jepang, aku bisa berbahasa jerman, aku bisa berbahasa inggris, dan juga bahasa lainnya. tapi kamu tidak perlu repot belajar berbagai macam bahasa untuk mengetahui bahasa cinta ku padamu.

Jurusan Geofisika: ribuan bahkan jutaan gelombang seismik ku amati, namun hanya gelombang cinta dari mu yang menarik perhatian.

Jurusan komunikasi: ada aksioma komunikasi yang menyatakan “We Cannot Not Communicate” dan ada juga aksioma dari hatiku yang menyatakan “We Cannot Not Love each other”

Jurusan politik: Orang-orang bisa saja menggulingkanku dari kekuasaan, tapi mereka tidak bisa menggulingkan perasaanku padamu.

Jurusan Akuntansi: Cinta itu aneh, ibarat aktiva tak berwujud/intangible asstes yang gak bisa di amortisasi, gak bisa di susutkan n gak bisa berkurang karena kerugian.

Jurusan Arsitektur: Kamu adalah point of interest dimataku yang mengisi void dijiwaku dan menggetarkan façade relung hatiku.

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan : Kamu kayak senyawa theobromin di coklat yang saya makan, kafein di kopi dan teh yang saya minum = bikin ketagihaaaannnn.

Jurusan Manajemen: Walaupun aku dituntut untuk selalu bisa mengatur waktu,tetapi aku tidak bisa mengatur waktu aku yang selalu ingin bertemu dengan kamu..

Jurusan Planologi: Jika seluruh badanku di-peta-kan, maka hatiku adalah Kawasan Budidaya Monokultur

Jurusan Teknik Fisika : Setiap ku mendekatimu,hatiku bergetar lebih dahsyat dari getaran turbin yang membangkitkan arus AC tiga fasa 220 volt 50 hertz.

Jurusan Seni: Kamulah lukisan terindah dalam hidupku yg selalu ku gores dan kuwarnai di setiap detik waktuku…

Jurusan Teknik Sipil: Hidupku tanpamu bagai bangunan tanpa kolom yang akan membuat hidupku runtuh.

Jurusan Kimia: Senyawa Hydrocarbons di dunia ini masih kurang lengkap untuk membuatku “alive”, hanya “cintamu” yang mampu menghidupkan aku.

Jurusan Teknik Industri: I’m not the first, but I will be the best for you

Jurusan Teknik Industri: Because love is timefull like a money

Jurusan Kedokteran: naksir kamu tuh kayak kanker stadium 4… sekali kena, susaaaahhh banget sembuhnya

Jurusan Kesejahteraan Sosial : aku adalah pekerja sosial yang siap mengayom rakyat Indonesia tapi sistem sosialku tidak akan berjalan sempurna bila kamu menolakku untuk mengayomimu sepanjang hidupku.

Jurusan Kesejahteraan Sosial : Keberfungsian sosial ku seakan kembali setelah menemukan kamu dan menjadikanmu tambatan hatiku.

Jurusan Filsafat : Cinta??? aku tak bisa memikirkannya, karena hanya kamu dipikiranku.

jurusan asuransi kesehatan: cinta mu memberikan perlindungan seperti polis asuransi.

Jurusan Teknik Geologi : Cintamu bagaikan erupsi merapi, apa yang dilaluinya membekas didalam hatiku

Jurusan Teknik Oseanografi : Cintaku bagaikan gelombang pasang surutnya air laut, ketika aku bersamamu kenaikan tingkat air seperti ditarik oleh gravitasi bulan nan cantik yaitu kamu.

Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika : Jika aku dapat mengukur seberapa luas dan besar cintaku yang dapat aku petakan, akan kuberikan pemetaan seakurat mungkin agar koordinat cintaku sampai tepat dihatimu

Jurusan Meteorologi : Aku dapat memprakirakan cuaca yang datang hari esok, minggu depan, atau pun tahun depan. Tapi aku tak dapat memprakirakan kapan aku bisa bertemu denganmu lagi

Jurusan sastra jepang : alasan kenapa aku masuk sastra Jepang adalah hanya untuk melihat dirimu yang bersemi bagaikan bunga sakura yang sedang bermekaran

Jurusan Sistem Komputer : Aku rela jadi modem, dan kamu jadi koneksi internetnya, jadi kita bisa menjelajahi dunia bersama dengan sambungan cinta.

Arsitektur :

Maaf tanganku belakangan kasar,,Karena tiap hare mencoret-coret kertas buat membuat desain kerajaan cinta kita

Mahasiswa perhotelan:

walaupun banyak hotel bintang lima,tapi bagiku kamu bintang dari segala bintang...

jurusan akuntansi:

- aku yakin dgn aset cinta yg kau miliki, bahkan ku tak perlu lagi mengAudit perasaanmu

- angka2 pada laporan keuangan tidak cukup utk menghitung besarnya saldo cintaku

- kamu tahu PPN hanya sepeluh persen, tapi cintaku seratus persen..

Jurusan Kriminologi :

Sayang diriku ibarat tempat kejadian perkara (TKP), karena kamu meninggalkan begitu banyak bukti otentik, berupa sidik jari yang menyentuh relung2 hatiku.

jurusan kedokteran :

putihnya tubuhmu bagaikan tulang, merahnya bibirmu bagaikan darah.

dan wajahmu mengigilkan hatiku bagaikan malaria...

Jurusan Hukum

MENGINGAT...

MEMPERHATIKAN...

MENIMBANG...

MEMUTUSKAN...

Menjatuhkan Vonis bahwa Terdakwa Bersalah membuat Saya Jatuh Cinta

JurusanPertanian :

-Cinta tumbuh seperti tanaman mulai dari proses olah tanah sampai pasca panen

-Kau Bagaikan Ulat Bagiku yang menggerogoti daun tanaman

-Cinta Ibarat Traktor dan Tanah

Nah yang palng Mantep

-Kau dan Aku Bagaikan Decis dengan petani (Iklan Decis : Dibenci Hama Dicintai petani)

jurusan sejarah

setiap dirimu di dekatku serasa hati ini terjajah olehmu.. dirimu membuatku kerja rodi..

Jurusan metalurgi :

- Jangankan aluminium, aku rasa Tungsten pun akan meleleh seketika kalau deket-deket cewek se-HOT kamu

- Semakin KERAS sikapmu padaku, semakin RAPUH pula hati ini

- Jika kamu produk coran, aku siap menjadi riser nya

- Kalau aku jadi scrap, aku gak keberatan kamu jadi impurities nya. walaupun aku tau kamu lebih cocok disebut dengan purities

- Jika ada sistem kristal lain selain BCC/FCC/HCP yang sesuai dengan kamu, itu pasti adalah BCB (bukan cewek biasa)

- Kamu asisten cor yah?!! habis baru ngomong sebentar ama kamu aja hatiku udah melebur

- Kamu pasti asisten TPB kan?!! soalnya tiap liat kamu senyum, hatiku terasa gepeng kayak abis di roll

jurusan hukum : Cintamu telah menyuap hatiku hingga aku terjebak dalam penjara nestapa cinta

Jurusan dagang:

aku mau deh jadi tukang nasi goreng supaya bisa lewat rumah mu setiap malam

sopir bus : Abang nyopir bukan tuk mengejar setoran, tapi tuk mengejarmu

petugas PMK : hatiku telah terbakar oleh cintamu, padamkan dengan senyummu

petugas SPBU : mulai dari NOL ku isi cintaku ke hatimu

penjual Es : senyummu menghilangkan dahaga di hatiku

JUru parkir : kuharap kau membayar parkir dengan cintamu

satpol PP : hei..!! jangan berjualan di pinggir jalan...!! berjualanlah dipinggir hatiku

jurusan bogor-jakarta (sopir bus) :

cintamu bagaikan ban meletus, menggetarkan hatiku....

(novel attamimi)

Dari bacaan di tengah malam

Janganlah kau letihkan dirimu dengan perburuan tak pasti untuk menemukan cinta yang sempurna.

Kesadaran mu yang dimabukkan oleh lamunan cinta itu, akan semakin terasing dari kenyataan hidup.

Ketahuilah keindahan cinta hanya hinggap di hatimu, jika engkau mencintai dia yang mencintaimu. Janganlah berletih-hati mencari yang terbaik untuk kau cintai. Jadilah yang terbaik bagi yang mencintaimu. [Mario Teguh].

~~~~~~~~~~~

Tidak sedikit orang yang terluka oleh cinta,

menenggelamkan dirinya ke lubang penyia-nyiaan hidup.

Cinta meninggikan jiwa yang berharapan baik,

tapi memenjara jiwa yang suka mengasihani diri sendiri.

Marilah kita pisahkan keindahan cinta,

dari kesalahan kita dalam memilih orang untuk dicintai.

Karena,

Cinta adalah kekuatan yang memuliakan,

bukan alasan untuk menelantarkan kehidupan.

~~~~~~~~~~~

Engkau patah hati dan merasa dunia tak berarti lagi.

Kemudian kau kasihani dirimu dengan ratapan dan air mata, kau rusak kesehatanmu sendiri, yang menjadikanmu tak menarik bagi calon kekasih baru yang lebih baik dan memuliakanmu.

Apa yang membuatmu demikian yakin bahwa tak ada orang lebih baik daripada dia yang telah menyepelekan cintamu?

Engkau berhak bagi yang lebih baik.

~~~~~~~~~~~~

Janganlah kekhawatiranmu bahwa cinta yang baru akan sulit kau temukan, membuatmu merendahkan dirimu sendiri,

dan menghamba diperlakukan tanpa hormat oleh orang yang kau harapkan menjadi belahan jiwamu.

Jika ia asli belahan jiwamu,

ia akan memperlakukanmu dengan hormat,

dan tidak menelantarkanmu untuk mengemis perhatian.

Bebaskanlah dirimu.

~~~~~~~~~~~~

Matematika kasih sayang itu hanya satu, cintailah dia sepenuhnya karena kebahagiaan yang dilebihkannya untuk Anda. Mohon Anda sadari bahwa tidak ada pribadi yang sempurna, tetapi cinta yang sempurna bisa Anda bangun.

Maka, bila Anda ingin mengerti keindahan, menari-lah seperti tidak ada yang melihat Anda, dan mencintai-lah seperti cinta itu tidak akan menyakitkan. Mulailah dengan mencintai, tanpa mengharuskannya mencintai Anda lebih dahulu.

Mulailah untuk berlaku penuh kasih, tanpa menuntutnya untuk berlaku penuh kasih, tanpa menuntutnya untuk berlaku lembut kepada Anda. Memberi-lah tanpa mengharapkan pemberian kembali. Memuja-lah tanpa harapan untuk dipuja kembali. Mintalah maaf, meskipun Anda tidak bersalah. Maafkanlah, meskipun dia tidak meminta maaf. Lupakanlah, kesalahannya, dan ingatlah kegembiraan yang dibawanya.

~~~~~~~~~~~

Matematika kasih sayang itu hanya satu, cintailah dia ( wanita ) sepenuhnya karena kebahagiaan yang dilebihkannya untuk Anda. Dia (wanita), mungkin menjadi kegembiraan Anda di pagi hari, dan menjadi penderitaan Anda di sore hari. Dia (wanita), mungkin menjadi peredam keraguan Anda di siang hari, dan menjadi hantu yang menakutkan menjelang te- ngah malam.

Dia (wanita), mungkin menjadi pendorong bagi kerja keras Anda di awal tahun, dan menjadi pematah semangat Anda di akhir bulan. Dia (wanita), mungkin yang memaksa Anda untuk berhemat, dan yang kemudian membelanjakan uang yang Anda hemat.

Dia, wanita Anda, bisa menjadi seratus hal yang bertentangan dalam rentang satu hari. Tetapi kasihilah dia sepenuhnya, karena kebahagiaan dalam kebersamaan dengannya, tetap lebih besar dari kesedihan yang mungkin disebabkannya.

[Mario Teguh].

Keisengan Mamaku ketika Aku Tidur

Buat isi waktu luang dek yung ma bagas dan re ma havi ..... hehehehe

Ketika aku tertidur

Mama malah iseng begini

aku jadi superpink girl

naik gajah biru

jadi astronot dan menggapai bintang

teman khayalanku

waah, hutan permen... !!

gayaku berselancar hebat kan

gadis India, cantik kan?

kupu-kupu cantik

by Novel....

Sayang aku lum punya dedek kecil..jadi lum bisa dandannin dedek kecil xixixi.....jadi pingin .... (dee'09)

" Ummi Gak Setuju "

Sambil iseng daripada melamun...copas aja sebuah cerita yang kudapat secara tidak sengaja....

“Ummi nggak setuju kamu menikah dengannya, Aina! Masih banyak laki-laki yang lebih baik darinya,” ucap Ummi menahan amarahnya agar tidak meledak-ledak. Abi duduk seraya menarik nafas panjang sementara Aina hanya duduk di atas sofa dengan kepala tertunduk. Pikirannya tidak karuan melayang ke sana kemari tidak jelas, tapi sesekali wajah laki-laki yang teduh itu terlintas dalam benaknya.

“Ummi, kita nggak berhak menentukan hal semacam ini. Semua harus dikembalikan lagi kepada Aina. Kelak, dia yang akan merasakan dan menjalani semuanya,” jawab Abi lembut

“Abi, apa Abi nggak ingat bagaimana kejadian dulu yang mempermalukan keluarga kita?”

“Ummi, memang seperti itu cara yang benar. Siti Khadijah istri Rasulullah SAW pun melakukan hal yang sama seperti kita...”

“Tapi zamannya sudah beda, Abi...”

Debat opini itu terus berlangsung sementara Aina tetap diam dalam duduk. Aina sangat mafhum dengan sikap Ummi yang seperti ini. Betapa Ummi tersayangnya merasa dipermalukan dan direndahkan meskipun tidak seharusnya Umminya merasa seperti itu.

Hal ini berawal ketika usia Aina menginjak 23. Ummi ingin Aina segera menikah, takut jadi perawan tua katanya. Namun, saat itu Aina tidak memiliki calon suami impian karena sedari dulu Aina menyimpan hati pada seorang ikhwan bernama Fariz yang persis tinggal satu lingkungan dengannya. Hubungan Fariz dengan Aina pun cukup dekat. Ia berusia dua tahun lebih tua daripada Aina. Fariz bekerja sebagai seorang guru berstatus pegawai tetap serta memiliki usaha sampingan, seperti warung internet, toko obat-obatan herbal sehingga masalah masa depan tak perlu dipersoalkan. Sementara itu, Aina juga bekerja sebagai seorang guru bahasa asing di sebuah Madrasah Aliyah yang tidak jauh dari rumahnya. Aina tidak mungkin menyatakan perasaan kepadanya hingga akhirnya Aina memberitahu kedua orang tuanya perihal perasaannya terhadap Fariz. Kebetulan saat itu pun Aina mendengar berita bahwa Fariz juga sedang dalam pencarian menemukan pendamping hidup.

Akhirnya tanpa aba-aba lagi, Ummi dan Abi mendatangi keluarga Fariz yang memang tetangga akrab dengan keluarga Aina. Tadinya Ummi sempat merasa keberatan dengan cara yang tidak lazim ini karena kebiasaan yang umum adalah seorang pria melamar seorang wanita, tapi Ummi melihat hal ini seperti wanita melamar laki-laki. Namun, demi kebahagiaan putrid satu-satunya Ummi pun bersedia mengesampingkan tradisi itu. Setelah berbasa-basi, Abi pun menyampaikan maksud kedatangannya kepada Fariz dan keluarganya. Namun, sayang-disayang, permintaan Abi ditolak oleh Fariz dengan alasan masih dalam tahap pencarian hingga menemukan yang benar-benar cocok meskipun orang tua Fariz menyetujui jika Aina yang kelak menjadi istri Fariz. Fariz dengan sangat mantap menjawab tidak bisa tanpa ada pertimbangan apapun. Aina mengira Fariz akan meminta waktu untuk melakukan istikharah terlebih dahulu, tapi keyataan yang terjadi tidaklah demikian, Fariz memberikan penolakan secara tegas. Kala itu Aina pun merasa sedih, tapi ia menyadari bahwa mungkin Fariz memang bukan jodohnya. Semua ia kembalikan pada Allah, yang jelas ia telah berusaha semampunya untuk menemukan jodohnya. Berusaha semampunya untuk menyimpan perasaan cintanya selama bertahun-tahun dan berusaha sekuat tenaga agar ia mampu menerima penolakan Fariz.

Oleh karena itu Ummi sangat kecewa pada Fariz, tapi disembunyikannya perasaan itu di dalam hati. Ummi bersyukur karena hal ini tidak menjadi perbincangan warga sekitar karena beberapa orang melihat hal ini sebagai hal yang memalukan sehingga patut dijadikan bahan diskusi mengisi waktu kosong para ibu-ibu rumah tangga yang mulutnya usil. Hal-hal seperti itu yang ada di dalam pikiran Ummi sedangkan Aina merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika dirinya ditolak meskipun tidak dipungkiri hatinya merasakan kesedihan yang teramat sangat. Sesungguhnya kesedihan yang ia rasakan bukanlah menjadi perbincangan orang banyak melainkan harus mendapati cinta yang bertepuk sebelah tangan. Perempuan mana yang tidak merasa sedih bercampur kecewa jika berada dalam posisi Aina. Namun, Aina menyadari bahwa semua yang terjadi pada dirinya adalah kuasa Ilahi dimana ia harus ikhlas serta yakin akan hal-hal yang lebih baik lagi daripada semua ini.

Malang tak dapat ditolak, sebuah kecelakaan menimpa Fariz yang mengharuskan amputasi pada kedua kakinya setelah dua bulan pasca penolakan Aina. Padahal sebulan lagi Fariz akan menikahi seorang wanita yang sangat cantik serta berasal dari keluarga berada. Karena kejadian itu, keluarga wanita memutuskan untuk membatalkan pernikahan. Mereka tak ingin memiliki seorang menantu cacat serta menanggung rasa malu akibat batalnya pernikahan. Sebulan berselang, keluarga Fariz datang untuk mengkhitbah Aina agar mau menikah dengan Fariz. Ummi merasa dilecehkan. Aina merasa senang sekaligus sedih karena orang yang dicintainya ingin menikahinya meskipun dalam saat kondisi fisik tak lagi sempurna. Ia merasa iba atas musibah yang menimpa Fariz, sudah jatuh tertimpa tangga pula, sudah lumpuh harus batal menikah juga.

Sesungguhnya manusia berencana namun Dialah yang Maha Kuasa atas segalanya. Terkadang Aina bingung perasaan seperti apa yang harus ia miliki, apakah ia harus bahagia karena laki-laki yang dicintainya sejak lama ingin menikahinya ataukan ia harus merasa sedih karena merasa seperti pemulung yang mandapatkan barang sisa karena ketidaksempurnaan fisik FAriz. Saat sehat, Fariz menolak permintaan keluarga Aina yang juga permintaan Aina tanpa pemikiran secara matang terlebih dahulu. Sekarang, ketika dirinya telah cacat, malah ingin menikahi Aina. Benarkah ini sebuah penghinaan terhadap dirinya? Pikir Aina. Namun, Buru-buru Aina menepis pikiran seperti itu karena tidak seharusnya ia berburuk sangka terhadap seseorang yang berniat baik padanya. Apalah artinya cacat fisik jika hati serta iman tetap terjaga dengan baik. Mata Aina yang indah berwarna coklat seperti namanya itu pun meneteskan air mata jikala ia mengingat-ingat semua kejadian itu.

Desir angin malam menyentuh telapak tangannya saat Aina duduk sendirian di kursi depan rumah, Aina pun merapatkan sweater tebal yang membalut tubuhnya. Pikirannya menerawang memikirkan perasaannya sendiri sambil sesekali wajah pujaan hatinya terlintas. Jam menunjukkan pukul delapan malam. Tiba-tiba Ummi duduk di sebelah Aina. Aina tersenyum.

“Belum tidur, anakku?” sapa ummi

“Aina nggak bisa tidur, Ummi...” jawab Aina lembut

“Ummi tahu apa yang ada di pikiran kamu, Aina. Kamu terus memikirkan lamaran yang diajukan keluarga Faris bukan?!”

Aina terhenyak. Ummi memang selalu mengetahui apa yang ada di dalam pikirannya seperti semua tertulis dengan jelas di keningnya sehingga Ummi bisa membacanya.

“Maaf, Ummi. Aina tidak bermaksud untuk tidak mematuhi Ummi, tapi Ummi tahu sendiri bagaimana perasaan Aina terhadap Kak Fariz...”

“Fariz lumpuh, Aina. Apa yang bisa kamu harapkan dari dia?”

“Ummi, apakah orang lumpuh tidak berhak menikah? Apakah ia tidak berhak hidup bahagia? Biarpun lumpuh, Kak Faris tetap manusia. Aina tidak melihat kondisi fisiknya sekalipun Kak Fariz lumpuh atau buta. Aina mencintai kak Fariz, Ummi. Karena Allah, bukan memandang fisik atau materi belaka.”

“Apakah kamu tidak merasa bahwa Fariz telah menginjak-injak kehormatan dan harga diri kamu beserta keluarga kita? Ketika ia sehat, Fariz tidak mau menerima kamu, tapi di kala dia sakit seperti ini, dia malah ingin menikahi kamu. Semua wanita yang pernah meminta untuk dinikahi oleh Fariz sudah didatangi oleh orang tua Fariz, tapi mereka tak mau menerima. Beberapa ada yang sudah menikah, yang lain menolak karena tidak terima dengan sikap Fariz yang seperti itu.”

“Karena mereka tidak mencintai Kak Fariz seperti Aina mencintainya, Ummi. Kak Fariz seperti itu karena ia ingin menemukan yang terbaik untuk dijadikan istrinya. Aina tidak pernah marah dengan keputusannya, meskipun Aina kecewa.”

Ummi tahu tak mungkin memadamkan perasaan Aina begitu saja. Ia tahu betul siapa dan seperti apa Aina dalam mempertahankan keinginannnya, apalagi ini menyangkut masa depan hidup Aina, jadi Aina tidak mungkin main-main. Sepertinya keinginan Aina tidak dapat diajak kompromi lagi, tapi dirinya berniat untuk terus membujuk Aina agar memilih laki-laki lain selain Fariz.

“Anakku, kamu itu masih muda, cantik, pintar. Kamu bisa mendapatkan yang lebih baik daripada Fariz. Sungguh Ummi sangat kecewa dengan sikap Fariz yang lalu itu. Kamu tahu sudah berapa banyak laki-laki yang ingin meminangmu, beberapa di antaranya masih menunggu dirimu, Aina.”

“Jika Ummi berpikir mereka lebih baik daripada Kak Fariz karena mereka memiliki fisik yang lebih sempurna, Ummi salah. Aina sudah bilang, bukan fisik atau materi yang Aina cari, tapi hati dan imannya. Ummi, Aina bukan ingin mendurhakai Ummi, tapi Aina pinta sedikit pengertian dari Ummi. Kak Fariz dapat menjadi jalan Aina ke surga, Mi...”

Wanita paruh baya itu pun terdiam merenungi setiap kata yang terucap dari anak perempuan satu-satunya itu. Sebagai orang tua yang baik, ia berhak menentukan jodoh anaknya, tapi sebagai orang tua bijaksana, ia tak mungkin merebut kebahagian buah hatinya hanya karena alasan kekurangan Fariz. Namun, dia sangat menginginkan Aina agar dapat hidup bahagia di kehidupan rumah tangganya, bukan hidup susah. Aina hanya terdiam, dirinya merasa sangat berdosa karena tidak mampu memenuhi keinginan ibunda tercinta. Lalu setetes butiran bening jatuh di pipi, ia pun buru-buru menyeka dengan jilbab merah marunnya. Maafkan Aina, Ummi, ucapnya dalam hati.

“Aina, sekarang sudah larut. Lebih baik masuk ke dalam, nanti masuk angin karena hawa di luar tidak cukup baik untuk kesehatan,” kata umi dengan nada suara lembut sekali seraya tersenyum tipis. Aina pun menuruti kata-kata Ummi untuk yang satu ini.

Enam bulan telah berlalu setelah permintaan Fariz dan keluarga untuk menikahi Aina. Keinginan Aina sebagai wanita normal untuk berumah tangga semakin besar, tapi ia tak mampu mengalihkan hatinya kepada orang lain selain Fariz. Entah kenapa ia selalu yakin bahwa Fariz adalah orang yang tepat untuk jadi pendamping hidupnya serta Fariz adalah jalannya menuju ke surga Allah. Setiap malam Aina bersimpuh di hadapan Rabbnya seraya menangis memohon agar pintu hati ibunda tercinta terbuka merestui Aina dengan Fariz. Aina pun selalu meminta petunjuk agar pilihannya tidak salah mempertahankan Fariz untuk menjadi suaminya.

Ya Rabb, Engkaulah yang mampu membolak-balikan hati hamba. Sesungguhnya cinta yang hamba rasakan berasal dari-Mu, karena-Mu dan untuk-Mu. Jangan Kau biarkan cinta ini tumbuh karena nafsuku, biarkan cinta ini memenuhi relung jiwaku atas nama-Mu. Jika Fariz memang Engkau takdirkan untukku, maka bukakanlah pintu hati umi untuk menerimanya dengan segala kekurangannya. Jika Fariz memang bukan untukku, maka hapuskanlah rasa cinta ini untuknya. Cinta suci ini adalah anugrah-Mu yang tak seharusnya membawa derita dalam kehidupan manusia melainkan bahagia. Duhai Engkau yang Maha Mencintai, aku rela kehilangan cinta yang lain asal jangan cinta-Mu. Biarlah cinta ini hanya bermuara pada-Mu.

Aina tak pernah bosan memanjatkan doa-doa di setiap sujud malamnya. Ia yakin Allah akan mendengar pinta dan asanya di sepertiga malam di mana Ia turun ke bumi mencari hamba-hamba yang memohon kepada-Nya.

Esok paginya Aina terkejut melihat kesibukan Ummi yang tidak seperti biasanya. Ummi dan Abi baru pulang dari pasar ketika Aina mau berangkat ke Madrasah tempatnya mengajar. Biasanya Ummi belanja di tukang sayur yang biasa lewat depan rumah, tapi hari ini belanjaan Ummi banyak sekali. Mulai dari makanan ringan sampai lauk-pauk untuk makan.

Seperti mau pesta saja, pikir Aina. Aina mencium tangan Ummi dan Abinya sementara mbak Rahma membawa belanjaan ke dapur.

“Mau berangkat, anakku?” Tanya Abi.

“Iya bi. Ngomong-ngomong, ada acara pa Mi, Bi? Kok belanjaannya banyak sekali? Seperti mau pesta saja,” selorohku.

“Iya, memang akan ada pesta,” kata Ummi lalu berjalan cepat menuju ke dapur.

Sementara itu Abi senyam-senyum sendirian sebagai luapan kebahagiaan yang tiada terkira. Aina hanya mengernyitkan dahi karena bingung. Ia pun segera melangkahkan kaki meninggalkan rumah untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang guru bahasa Inggris di sebuah Madrasah Aliyah.

Jam menunjukkan pukul empat sore, Aina baru saja menunaikan shalat Ashar sementara orang tuanya benar-benar terlihat sibuk. Aina turun ke bawah mencoba membantu mereka. Tapi Ummi melarangnya dan meminta Aina untuk kembali ke kamar. Sebuah gamis indah berwarna putih lembut menyambutnya beserta sebuah jilbab dengan warna yang sama. Aina menjadi tambah bingung.

“Apa ini Mi? Ummi ingin Aina memakainya?” Tanya Aina bingung.

“Ya, pakailah gamis ini nak. Ummi ingin kamu terlihat cantik malam ini. Setelah shalat Magrib acaranya akan segera diselenggarakan,” jelas Ummi.

“Acara apa Mi?”

“Kamu akan tahu. Ini akan menjadi saat yang tak kan kamu lupakan. Sekarang kamu mandi sampai sangat bersih ya, anakku...”

“Ummi! Sebenarnya ada apa? Aina jadi sangat penasaran dengan maksud Ummi. Apa Ummi berniat menjodohkan Aina dengan laki-laki lain Mi?”

Ummi hanya tersenyum simpul dan langsung meninggalkan kamar Aina. pikiran Aina bergejolak, semua perasaan bercampur aduk jadi satu. Antara bingung, marah, sedih, dan takut. Rasanya Aina tidak ingin melakukan semua permintaan Umminya ini, jika memang benar ia akan dijodohkan dengan laki-laki lain, sungguh bukan itu yang dia inginkan. Hanya tangisan yang mampu ia lakukan karena wajah Fariz terus menghantuinya.

Aina istighfar berkali-kali dalam hatinya mencoba menerima keputusan ini yang memang mungkin Allah telah memberikan yang terbaik untuknya meskipun bukan Fariz. Aina memandangi dirinya dalam balutan gamis serta jilbab putih di depan cermin, wajahnya tetap bersih meski tak ada sedikitpun bedak yang menempel. Pikirannya campur aduk. Ia terus berdoa dan meyakinkan dirinya bahwa segala sesuatu itu telah diatur olehNya yang Maha Menghendaki. Meskipun belum pasti tapi Aina yakin bahwa acara malam mini adalah acara perjodohan antara dirinya dengan seseorang yang belum diketahuinya.

Setelah shalat Magrib Aina membaca Al-Qur’an dengan suara lirih yang selalu menjadi kegiatan rutinnya. Kali ini yang dibacanya adalah Ar-Rahman, dengan khidmat ia pun membaca artinya.

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

Sambil terus mengucapkan syukur kepada Allah untuk apapun yang akan terjadi malam ini. Tiba-tiba Umminya muncul dibalik pintu lalu tersenyum kepada Aina.

“Anak Ummi cantik sekali dengan pakaian ini...”

Aina hanya tersenyum membalas pujian Ummi yang dicintainya itu. Ia tak ingin menyakiti dan mengecewakan Umminya hanya demi kebahagiannya sendiri. Ia yakin Umminya pun telah memilihkan yang terbaik untuknya. Aina bisa melihat pancaran kebahagiaan di mata Ummi dan ia tak berkeinginan untuk meredupkan sinar kebahagiaan itu.

“Kenapa kamu nggak turun-turun, nak?” Tanya Ummi “Tamu undangan sudah banyak yang hadir, semua sudah menunggu kamu...”

“Sebenarnya ini acara apa Mi?” Tanya Aina penasaran.

“Masya Allah, masa kamu lupa? Sekarang itu kan tanggal 8 Februari, ulang tahun kamu sayang. Ummi dan Abi hanya mengadakan syukuran sederhana saja kok.”

“Subhanallah, Aina nggak ingat ulang tahun Aina sendiri Mi, mungkin karena terlalu sibuk dengan pekerjaan,” jawab Aina dengan sedikit rasa perasaan lega di hatinya

“Kalo begitu, cepat segera turun ya sayang. Ummi dan Abi juga sudah menyiapkan sesuatu yang istimewa untuk kamu...”

“Tapi Ummi, apa Aina tidak terlalu tua untuk diberikan perayaan ulang tahun seperti ini? Ummi tahu sendiri Aina tidak terlalu menyukai perayaan ulang tahun.”

“Kali ini akan beda, sayangku. Cepat turun ya, Ummi tunggu di bawah.”

Lalu Ummi berlalu pergi dari kamar Aina. Aina bersuyukur kepadaNya karena ini bukan acara perjodohan. Aina merapihkan gamis serta jilbabnya sambil tersenyum di depan cermin dengan rasa syukur atas semua pemberian-Nya. “Alhamdulillah ya Rabb!” ucapnya lirih.

Tanpa ragu, Aina menuruni tangga lalu berjalan menuju ke ruang tamu. Rumahnya begitu ramai. Ia begitu senang karena seluruh keluarganya datang, mulai dari kakek dan neneknya, paman-paman dan bibi-bibinya, sepupu-sepupunya dan beberapa sahabat dekatnya. Namun, ia juga melihat banyak wajah yang tak dikenalnya. Mungkin teman-teman orang tuanya, pikir Aina. Dirinya tidak menyangka jika kedua orang tuanya akan mengadakann syukuran seperti ini.

Tiba-tiba Abi berbicara dengan nada formal di hadapan seluruh keluarga dan kerabat, matanya berkaca-kaca. Abi mengucapkan salam pembukaan dan dilanjutkan dengan memberitahukan tujuan syukuran malam ini.

“Kami berdua sangat bersyukur kepada Allah karena telah dianugrahi seorang anak perempuan yang cantik serta sholehah. Aina begitu mematuhi perintah kami dan tak ingin mengecewakan kami sedikitpun. Kami sangat mencintai dan menyayangi anak kami sehingga apapun akan kami lakukan agar dirinya bahagia. Di usianya yang sudah menginjak 24 tahun ini, kami ingin mengadakan syukuran kecil-kecilan sebagai tanda terima kasih kami untuk kehadiran Aina di kehidupan kami. Selain itu ada sebuah kejutan indah yang ingin kami sampaikan, khususnya untuk putri tersayang kami, Aina.”

Aina tidak berhenti menatap Abinya dengan mata berkaca-kaca. Ia pun tambah penasaran akan kejutan yang dibicarakan Abinya.

“Ini soal masa depan kamu Aina, semoga kamu menerima keputusan ini dengan ikhlas dan menjalaninya sepenuh hati kamu. Faris, lamaran nak Faris atas nama anak kami, kami terima tapi seluruh keputusan kami serahkan kepada Aina.”

Aina terperanjat mendengar nama Faris disebut-sebut oleh Abinya. Jantungnya berdetak begitu cepat. Aina menolehkan wajahnya ke belakang dan melihat laki-laki yang dicintainya dengan kursi roda yang didudukinya. Fariz tersenyum, senyum penuh kebahagiaan serta penyesalan terbesar dalam hidupnya karena pernah menolak Aina untuk menjadi istrinya tanpa berpikir jauh terlebih dulu. Aina meneteskan air matanya.

Malam itu menjadi malam yang tak akan pernah terlupakan olehnya. Ia menikah dengan pria yang selalu dicintainya, pria yang namanya selalu mengisi sujud malamnya, pria yang namanya selalu mengisi dalam doanya, pria yang menjadi impiannya yaitu Fariz. Syukur teramat dalam ia panjatkan kepada Dia yang Maha Menghendaki segalanya.

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan”. Sesungguhnya Dia hanya akan memberikan kebahagiaan serta kenikmatan kepada hamba-hambaNya yang beriman, bahkan sekalipun itu berupa hal yang menyakitkan ataupun cobaan namun akan selalu ada kenikmatan. Aina menangis haru. Pernikahan itu hanya dihadiri oleh keluarga serta kerabat terdekat dengan pesta yang sederhana persis seperti keinginan Aina. Ia tidak membutuhkan pesta besar sebagai perayaan hari paling bersejarah dalam hidupnya. Ia hanya perlu doa dari orang-orang yang menyayanginya serta seorang laki-laki yang dicintainya. Itu pun sudah menjadi hal paling mewah yang sebesar apapun jumlah uang tak kan mampu membelinya. Tak hanya Aina yang menangis penuh haru, kerabat serta keluarga pun meneteskan air mata ketika doa penuh barakah itu dipanjatkan.

Ummi Aina pun tak kuasa menahan air matanya, ia kagum pada pendirian serta kesabaran anak perempuan satu-satunya itu yang dengan tulus ikhlas tetap mencintai dan menerima Fariz apa adanya meskipun Fariz pernah mengecewakannya. Mungkin hal yang sama yang ada di benak keluarga serta kerabat yang meneteskan air mata. Mereka tahu bagaimana perjalanan cinta Aina yang akhirnya berujung pada ikatan suci penuh rahmat Sang Ilahi Rabbi.

Fariz tersenyum penuh rasa syukur dan kebahagiaan menatap wajah wanita yang kini berada di hadapannya dengan status halal untuknya, wajah yang penuh dengan pancaran keimanan disertai hati yang suci penuh dengan keikhlasan.

Mengapa dulu mata hatinya bisa begitu buta, tidak mampu melihat bidadari yang sesungguhnya begitu dekat. Sungguh ia merasa menyesal pernah menyia-nyiakan Aina. Mungkin kecelakaan itu adalah teguran atau bahkan mungkin hukuman dari-Nya atas ambisi duniawinya yang menginginkan semua hal sempurna, kesempurnaan yang hanya ada di matanya. Aina membalas senyum Fariz dengan senyum termanisnya, matanya indah memancarkan cahaya cinta. Tidak hanya Fariz yang merasakan kebahagiaan, Aina pun merasakan hal yang sama bahkan lebih karena sosok laki-laki yang dihadapannya kini adalah yang selalu ada di hatinya.

“Kita shalat dulu ka!” ucap Aina lembut.

“Iya, istriku. Aku masih dalam keadann wudhu,” jawab Fariz.

Sepasang pengantin baru itu pun bertakbir serta bersujud penuh syukur atas kemurahan-Nya. Keduanya memohon agar rumah tangga mereka selalu barokah.

“Maafkan aku, sayangku,” ucap Faris berbisik di telinga Aina yang kini berbaring dalam pelukannya.

“Maaf untuk apa ka?” Tanya Aina dengan menatap penuh cinta.

“Maaf karena aku pernah menyia-nyiakan ketulusanmu, maaf karena aku telah menyakiti hati sucimu. Percayalah, Allah telah menegurku dengan cara-Nya yang paling indah. Ia membukakan mata hatiku yang buta untuk melihat berlian di depan mataku, berlian dengan bola mata yang begitu indah dan pandangan yang menyejukan.”

Tanpa terasa air mata kebahagiaan menetes di pipi Aina. Faris mengusapnya dengan lembut. “Kenapa kamu menangis? Apa ada yang salah dengan ucapanku?”

“Tidak, suamiku. Air mata ini menetes karena aku tak mampu menahan rasa bahagia serta rasa syukur karena akhirnya Allah mengabulkan pintaku, mengirimkan seorang pangeran bernama Muhammad al-Farisi dan membawaku ke istana yang bertaburan dengan cinta serta curahan rahmat-Nya. Terima kasih, ka karena akhirnya kamu mau menerima diriku dengan segala kekuranganku...”

“Aku yang harusnya berterima kasih karena kamu menerimaku dengan segala kekuranganku, padahal aku yakin kamu mampu mendapatkan yang jauh lebih sempurna daripada diriku. Maaf karena pernikahan ini hanya dihadiri beberapa orang. Bukan karena aku tak mampu membuat walimah ursy yang lebih besar, tapi persiapannya akan jauh lebih memakan waktu, sedangkan hati sudah tak sabar ingin memelukmu, bidadariku.”

“Pangeranku, seperti apa sempurna di matamu? Apakah sempurna itu hanya karena berjalan dengan kaki? Aku tak peduli meski kamu buta sekalipun, aku tetap mencintaimu. Selama iman serta takwa itu tetap ada dalam dirimu, maka itulah kesempurnaan. Aku tak membutuhkan pesta mewah yang dihadiri orang-orang yang mungkin aku sendiri tidak begitu mengenal mereka. Aku hanya membutuhkan doa dari orang-orang yang menyayangiku serta hadirmu di sisiku. Itu sudah dan akan menjadi hal yang tak kan aku lupakan seumur hidupku.”

Faris tersenyum. Kalimat tahmid tak henti-hentinya ia ucapkan dalam hati atas semua yang ia dapatkan saat ini. Ia tahu dan menyadari bahwa jalan berbatu masih akan membentang panjang di depan, namun ia tak kan menyerah berjuang demi istri tercintanya dan kelak untuk keluarganya. Faris mengecup kening Aina. Aina kembali merapatkan tubuhnya dalam pelukan Fariz.

Malam semakin larut namun dinginnya tak mampu menembus kehangatan pelukan para pecinta, pecinta yang mencinta karena Rabbnya, pecinta yang menjaga fitrah cinta dengan ikatan suci mengharap cinta dan ridha Rabbnya.

Ecy Herlita