Seorang gadis kecil berlari-lari. Rambutnya terurai kusut masai. Ia menangisi jenazah ayahnya yang diusung menuju peristirahatnnya yang terakhir.
Menyaksikan iring-iringan jenazah lewat didepan rumahnya, Hasan Al Basri yang sedang duduk-duduk didepan pintu bangkit ikut bergabung dalam iring-iringan itu. Setelah pemakaman, dilihatnya gadis kecil itu memeluk makam ayahnya. "Ayahku, mengapa hari seperti ini singgah dalam umurmu?" ratap gadis kecil itu dengan pilu.
"Ayahku, malam ini engkau sendirian terbaring dalam kegelapan kubur tanpa lampu dan penghibur. Jika malam kemarin aku masih bisa menerangimu dengan lampu, tapi siapakah yang menerangimu malam ini, dan siapa pula yang menghiburmu?
Ayahku, malam kemarin aku masih bisa menggelar hamparan untuk tidurmu, tapi siapakah yang menghamparimu nanti malam? Jika malam kemarin aku bisa memijiti tangan dan kakimu, tetapi siapakah yang memijitimu sekarang? Jika malam kemarin akulah yang memberi minuman, siapakah yang memberi minuman untukmu nanti malam? Jika dahulu aku dapat membantumu menggulingkan tubuhmu yang renta, tetapi siapakah kini yang merawatmu? Ayahku, jika dahulu aku yang menyelimuti tubuhmy yang tersingkap, tetapi kini siapa yang menyelimutimu? Kemarin engkau masih bisa memanggilku dan aku menjawab untukmu, tetapi malam nanti siapakah yang engkau panggil dan siapa yang menyahutimu?
Ayahku, jika kemarin engkau minta makan dan aku yang melayanimu, apakah nanti malam ada makanan untukmu dan siapakah yang melayanimu? "
Mendengar ratapan anak gadis itu, meleleh air mata Hasan Al Basri. Lalu didekatinya gadis kecil itu seraya berkata :
" Anakku, kau jangan mengucap begitu, tapi ucapkanlah :
Wahai ayahku, engkau telah kukafani dengan sebungkus kafan, tetapi masihkah engkau mengenakan kafan itu besok? Aku telah meletakkan tubuhmu yang segar bugar dalam kubur, masih bugarkah engkau atau sudah digerogoti cacing?
" Ayahku, orang-orang alim mengatakan bahwa semua hamba besok akan ditanya tentang imannya. Diantara mereka ada yang bisa menjawab, tetapi ada yang cuma membisu. Adakah ayah nanti bisa menjawab atau hanya membisu?
Ayahku, orang alim berkata bahwa kuburan itu bisa dibuat menjadi luas atau sempit. bagaimana kuburan ayah, bertambah luaskah atau bertambah menyempit?
Ayahku, orang alim berkata bahwa kain kafan orang yang meninggal ada yang diganti dengan kain kafan dari surga dan ada pula yang dari neraka. Kain kafan darimana yang ayah gunakan sekarang?
Ayahku, orang alim berkata bahwa kuburan itu merupakan secuail taman dari taman di surga, tapi bisa juga merupakan sebuah lubang dari lubang neraka. Yang kupikirkan, bagaimana kuburan ayah sekarang? taman surga atau lubang neraka?
Ayahku, orang alim berkata berkata bahwa liang kubur bisa menghangati mayat dengan memeluknya seperti pelukan ibu terhadap anaknya, tetapi bisa juga merupakan lilitan erat yang meremukkan tulang-tulang si mayat.Bagaimana keadaan tubuh ayah sekarang, jangan-jangan ayah terhimpit lubang kubur.
Ayahku, orang alim berkata, orang yang dikebumikan itu ada yang banyak menyesal mengapa dahulu semasa hidupnya tak memperbanyak amalan bagus, pendurhaka dan banyak melakukan maksiat yang kutanyakan pada ayah, apakah engkau termasuk yang menyesali karena perbuatan maksiat atau menyesal karena sedikit melakukan amal kebagusan.
Ayahku, dahulu setiap aku memanggilmu tentu engkau menjawab, tetapi kini engkau kupanggil-panggil tak mau lagi menjawabku.
Engkau kini telah terpisah denganku dan tak bersua lagi sampai hari kiamat, semoga Allah tak menghalangi perjumpanku denganmu."
Mendengar nasihat Hasan Al Basri itu, gadis itu bangkit seraya berkata : " Betapa bagus nasihatmu itu, semoga ayahku termasuk kedalam golongan orang yang dikasihi Allah. " .. (Amien....).
BAHAN RENUNGAN KALBU ( Penghantar Mencapai Pencerahan Jiwa)
Selasa, 03 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar