Jumat, 13 Februari 2009

Nafsu

Nafsu tidak boleh dicela secara mutlak, akan tetapi nafsu yang berlebihan yang harus kita cela.

" Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesunggunya Tuhanku maha Pengampun lagi maha Penyayang (QS. Yusuf 53)

Ibnu Qayyim membagi syahwat menjadi 4 bagian besar

Pertama :
Syahwat kekuasaan yaitu dorongan berkuasa dalam diri seorang begitu kuat sampai tingkat dimana ia mulai menyerap sebagian dari sifat yang hanya layak dimiliki oleh Allah SWT seperti sombong, angkuh

Kedua :
Syahwat kesetanan berati bahwa ada dorongan yang kuat dalam diri seseorang untuk menyerupai setan dalam berbagai bentuk perilaku dasarnya, misalnya benci, iri, dengki, dendam dll

Ketiga
Syahwat binatang buas yaitu syahwat yang berasal dari nafsu amarah dan angkara murka seperti api yang cenderung membakar dan membumi hanguskan

Keempat
Syahwat bintang ternak yaitu syahwat yang berasal dari naluri binatang dalam diri manusia dan mendorongnya untuk memenuhi kebutuhan perut dan kemaluannya secara berlebihan.

Kebanyakan manusia banyak terjebak kepada syahwat yang keempat yakni syahwat bintang ternak. Sehingga lahirlah orang-orang yang tamak, kikir, dll

Dalam diri manusia, kebanyakan masih dipenuhi oleh 4 nafsu tersebut, masih banyak orang yang iri, tamak, sombong, haus akan kekuasaan. Karena manusia bukan makhluk yang sempurna. Kita sebagai manusia diuji dan diharapkan untuk bisa mengendalikan nafsu yang ada dalam diri kita ( tapi susah juga ya...) kadang melihat teman atau saudara kita lebih berhasil atau sukses kita susah merasa iri (rumput tetangga lebih hijau...dari rumput kita..hehehe..bener gak ya..istilah ini)...
Mo melanjutkan tapi bener-bener gak bisa konsentrasi...dah kehabisan kata-kata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar