Rabu, 08 Oktober 2014

Jika Istrimu Seorang Ibu Rumah Tangga




Jika istrimu orang seperti aku, maka yang harus kau miliki adalah kesabaran yang lebih besar. Karena aku kadang bisa menjadi orang yang bersikap dewasa tapi aku akan sering bermanja di depanmu. Ya, hanya bermanja di depanmu. Ketika datang bulan pun perutku akan merasa kesakitan yang sangat, jadi kau harus pandai-pandai mengontrol emosi saat bersamaku ketika itu terjadi. 


Aku ini seorang egois dalam hal bersamamu. Aku tidak suka melihatmu jalan berdua dengan partner kerja perempuanmu. Aku tidak suka kau bermain handphone di depanku. Dan aku ingin setiap ceritaku, kau tanggapi dan dengarkan dengan seksama. 

Mungkin kau akan merasa cukup bosan dengan kata-kata I love you yang selalu ku ucapkan padamu setiap hari, puisi-puisi atau sekedar tulisanku tentangmu yang selalu kukirim untukmu, atau perhatianku yang bisa saja kau anggap berlebih. Padahal sesungguhnya aku hanya ingin memperhatikanmu, merawatmu apabila ada yang kurang, membuatmu nyaman dalam setiap keadaanmu.

 Jika kelak kau disampingku, aku tidak akan pernah mau kau tinggalkan, aku butuh selalu kau di depanku, kadang di sampingku untuk memimpin dan menemani setiap langkahku dalam menjalani perjalanan singkat ini. 

Kau harus siap mendengar ocehanku setiap hari, sayang. Karena aku ini tipe perempuan cerewet. Bukankah kecerewetanku dapat melatih anak kita bicara kelak? Cerewetku bukan cerewet tanpa arti, aku hanya senang bercerita apa saja yang terjadi padaku dan sekitarku, untuk kita saling bertukar pikiran dan saling mengambil pelajaran.

Dan kamu tahu, aku akan mengurangi waktu di luar untukmu dan anak-anak kelak, membangun madrasah kecil dirumah kita kelak. Rumahku kelak adalah rumah yang di dalamnya ada kamunya. Aku ingin menjadi ibu rumah tangga. Seorang ibu rumah tangga yang memiliki suatu usaha pribadi di rumah kita agar aku bisa meringankan bebanmu sedikit.

 Bersiaplah untuk selalu mendengarkan setiap tangis, tawa, dan segala rasa. Karena aku adalah seorang perasa yang mudah sekali dibolak balikkan hatinya. Yang kadang kalau kesakitan menangis, kalau sedang senang menangis.

Jangan kau pikir aku hanya ibu rumah tangga yang tidak tahu apa-apa di rumah, kau harus mendakwahiku, kau harus menceritakan setiap khotbah jumat yang kau dapat padaku agar kau senantiasa mengajarkanku tentang ilmu agama. Sesekali aku akan menemanimu dalam perjalanan dinasmu, atau sekedar berlibur denganmu dan anak-anak kita.

Jika istrimu itu aku, aku akan berusaha menjadi dokter pribadimu, koki pribadimu, perawat pribadimu, psikolog pribadimu, clenaing service khusus di rumah kita semua akan kulakukan agar kau nyaman dan bis beristirahat setelah pergelutanmu di luar dengan pekerjaanmu itu.

Jika istrimu seorang aku, aku akan berusaha menjadi perempuan yang menyenangkan apabila kau melihatku, akan berusaha mematuhi kata-katamu, dan akan berusaha menjaga harta dan kehormatanmu saat kau berada jauh. Tapi jauhnya jangan lama-lama ya.

Submitted :
Arintyas Septaputri
Mahasiswi - Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar