Embun …
kita pernah bersimpuh dihadapan-Nya,menyusun sujud pada debu-Nya yang gelap. Kita sulam kata pinta, kita rangkai kalimat doa, memohon agar dalam hidup ini kita diberikan segalanya yang terbaik, agar Ia tunjuki kita jalan yang lurus, istiqomah di tengah fitnah, sabar di tengah makar, ikhlas menghadapi hidup yang keras. Kemudian airmata kitapun mengalir membasahi malam, sunyi, sepi…
Embun…
Kita masih saja lupa dengan sebait pinta yang pernah meluncur deras dari lisan kita yang penuh dosa.
Lupa akan arti kehidupan, lupa akan perjumpaan dengan-Nya, lupa akan ‘azzam yang sudah lama tertanam, lupa akan suatu hari dimana kelak tak sebaitpun doa akan didengarkan-Nya, tak sejuruspun sujud ada artinya lagi, tak ada arti setiap tangis yang meringis. Kita kembali lupa, entah apa penyebabnya… selalu lupa bahwa mahkamah ALLAH tidak ada pengacara yang bisa kita bayar untuk membela kita.
Embun…
Kehidupan yang kita lalui ini, sangatlah tidak berarti, masihkah kita tak mengerti, masihkah pura-pura tuli, ada kehidupan setelah ini !!!… Bila wajah pucat kaku itu adalah wajah kita, bila tubuh lemah yang terbujur itu adalah tubuh kita, bila tangis itu adalah tangis melepas kita, bila kain kafan harus menjadi pakaian terindah kita, bila kapas putih harus menutup wajah cantik kita, apa yang dapat kita lakukan? kepada siapa kita kembali kalau bukan kepada Rabb yang jiwa kita ada dalam genggaman-Nya.
Embun…
Kini, masihkah kita pantas menengadahkan tangan, setelah sekian banyak mungkir kita lakukan, setelah seribu dusta kita ucapkan.Masihkah kita berani mengangkat wajah yang kelam ini di hadapan-Nya setelah olok-olok ayat-Nya kita pertontonkan, masihkah kita berani? masihkah kita berani bermaksiat jika kita tahu bahwa ALLAH sedang menatap kita, bahwa kita tahu ALLAH sedang menatap kita
Embun…
Kemana kaki lemah ini hendak melangkah,
kemana jiwa yang resah ini kita papah,
kemana hati yang sombong ini kita gotong,
kemana dosa-dosa ini kita bawa, kemana lagi
kita bawa, jika Rabb telah murka. Kepada
penguasa duniakah kita mengadu, atau kita
kembali lagi kepada-Nya. Mengeja lagi sebait
doa yang mungkin lidah kita sudah kelu
mengulangnya, mari kita coba lagi
melantunkannya, mudah-mudahan Rabbi
berkenan menerima pengampunan.
Embun…
Kita harus kembali pada-Nya, kepada Rabbi
yang telah memberi kita rezeki. Sebelum kita
benar-benar mengakhiri dunia ini. Titipkanlah
kerinduan pada malam, sampaikan padanya
jangan pernah merenggang, agar senantiasa
bisa kita menikmati sepertiga malam, untuk
sampaikan pesan agar hikita berlimpah iman.
Embun…
Tiada guna penyesalan, masih ada waktu,
mari kita sama-sama perbaiki diri, benahi
hati, sucikan jiwa. Tuailah ibrah dalam setiap
kejadiaan. Mari melangkah kedepan, kita
sambut hari esok penuh ceria, lukislah
prestasi, gapai kemajuan, detik ini, besok
ataupun nanti, hari-hari kita harus penuh
prestasi. Kelak nanti akan kita temui
kehidupan yang indah, diridhoi, diberkahi,
tidak saja di dunia tapi juga di akhirat nanti.
Embun…
Kita adalah mata pena yang tajam, yang siap
menuliskan kebenaran. Kita adalah panah-
panah terbujur, yang siap dilepaskan dari
busur dan kita adalah karang yang terus
diterpa ombak hinaan … kita bukan siapa
siapa kalau bukan karena kasih sayang ALLAH.
ALLAH …
Saya hadapkan wajah kuyu milik
saya kehadapan-Mu. Saya mohon ampun
atas segala khilaf. Saya menyadari
betapa saya sangat lemah dan senantiasa
tergantung pada-Mu. Rabbi,
Anugerahilah saya ketaatan kepada-Mu
sepanjang hayat saya. Tunjukilah saya
kepada sesuatu yang membuat Engkau ridho,
dan lindungilah saya dari segala sesuatu yang
menyebabkan terbitnya murka-Mu pada saya.
ALLAH …
Saya ketuk pintu taubatmu, ampuni karat-
karat dosa saya. Leraikan saya dari tamak
dunia dan dominasi ambisi, Lepaskan saya
dari sesak durjana dan nafsu amarah yang
hanya akan mengurangi kemuliaan saya di
hadapan-Mu. Rabbi, tiada Tuhan selain
Engkau, terangilah hati saya dengan cahaya-
Mu yang tiada pernah pudar, lapangkanlah
dada-dada saya dengan limpahan keimanan
kepada-Mu dan keindahan bertawaqal pada-Mu.
Rabbana …
Jangan jadikan tafakur saya ini hanya
sebatas rangkaian kata dan penghias lisan
saya. Jadikanlah ia hijab yang tangguh dan
kaca yang bening Di tengah pertarungan yang
haq dan batil dalam hidup saya yang
senantiasa saya hadapi dalam setiap tarikan
nafas saya… Sulit saya bertahan, jika
tidak saya perbaharui terus perjanjian saya
dengan-Mu. Sulit saya tenang, jika tidak
selalu menyebut nama-Mu dalam muhasabah
harian saya…
Ya ALLAH …
jika tak kau kabulkan doa doa
saya, kepada siapa lagi saya meminta,
kemana lagi saya harus memohon jika bukan
kepadaMU.
Ya ALLAH
beri saya ruang untuk menjadi
baik, lebih baik dan lebih baik lagi …
cukuplah hanya ENGKAU yang tahu seberapa
jauh saya berusaha untuk menjadi baik dan
lebih baik lagi.
Cukuplah hanya ENGKAU …
( rindu )
Rabu, 08 Oktober 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar