Senin, 17 Januari 2011

( Cinta ) Mencari Emas 24 karat

*** dari sebuah milist ***

Oleh: Unknown

Keping Emas atau Kuningan
[ … When Love Must Choose … ]



Alkisah ada seorang raja yang kaya raya dan sangat baik. Dia mempunyai banyak sekali emas dan kuningan, sehingga antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu. Suatu hari raja yang baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh rakyatnya, dia membuka gudangnya lalu mempersilakan rakyatnya mengambil kepingan emas terserah mereka.

Karena antara emas dan kuningan tercampur menjadi satu maka sulit sekali membedakan, mana yang emas dan mana yang kuningan, lantas mana yang kadar emasnya 24 karat atau mana yang emasnya cuma 1 karat. Namun ada peraturan dari sang raja yaitu apabila mereka sudah memilih dan mengambil satu dari emas itu, mereka tidak boleh mengembalikannya lagi dengan alasan apapun.

Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yang mendapat emas hanya 1 karat atau yang mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja di kebun milik raja dan bila merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja akan menambah dan memberikan kadar karat itu sedikit demi sedikit.

Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya sambil mengelu-elukan rajanya. Mereka datang dari semua penjuru dan satu persatu dari mereka, dengan berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu, waktu yang diberikan kepada mereka semua ialah sejumlah satu setengah hari’ dengan perhitungan setengah hari untuk memilih, setengah hari untuk merenungkan, dan setengah hari lagi untuk memutuskan.

Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas, sebab karena tidak jarang terjadi perebutan emas yang sama diantara mereka. Selama proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit bertanya kepada salah satu rakyatnya, “Apa yang kau amat-amati, sehingga satu setengah hari kau habiskan waktumu disini?”

Jawab orang itu “Tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus mendapatkan emas 24 karat itu.” Prajurit itu pun bertanya lagi, “Seandainya emas 24 karat itu tidak pernah ada, atau hanya ada satu di antara setumpuk emas ini, apakah engkau masih saja mencarinya sedangkan waktumu sangat terbatas?” Jawab orang itu lagi “Tentu saja tidak, aku akan mengambil emas terakhir yang ada ditanganku begitu waktuku habis”.

Lalu prajurit itu berkeliling dan ia menjumpai seorang yang tampan, melihat perangainya ia adalah seorang cukup kaya. Bertanyalah prajurit itu kepadanya, “Hai orang kaya, apa yang kau cari disini, bukankah engkau sudah punya lebih dari cukup?” Jawab orang kaya tadi, “Bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa mengambil emas ini, tentu saja itu berarti menambah daftar kekayaanku”.

Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu per satu dari mereka, maka tampak olehnya seseorang yang dari awal selalu menggenggam kepingan emasnya, lalu dihampirinya orang itu. “Mengapa engkau diam saja, tidakkah engkau memilih emas-emas itu atau tekadmu sudah bulat untuk mengambil keping emas yang itu?”

Mendengar perkataan prajurit itu, orang ini hanya diam saja, maka prajurit itu penasaran dan bertanya lagi “Atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat, sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yang lainnya?”

Orang itu masih terdiam, sehingga prajurit itu semakin heran. “Tidakkah engkau mendengar pertanyaanku? ”
Sambil menatap prajurit dia pun menjawab, “Tuan saya ini orang miskin, saya tidak pernah tahu mana yang emas dan mana yang kuningan, tetapi hati saya memilih emas ini. Hamba tidak tahu berapa kadar emas ini, atau jika ternyata emas ini hanya kuningan pun saya juga tidak tahu.” “Lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka, atau kepadaku kalau engkau tidak tahu?” Tanya prajurit itu lagi.

“Tuan emas dan kuningan ini milik raja, jadi menurut saya hanya raja yang tahu, mana yang emas dan mana yang kuningan, mana yang 1 karat dan mana yang 24 karat. Tapi satu hal yang saya percaya, janji raja untuk mengubah kuningan menjadi emas itu yang lebih penting” jawabnya lugu.

Prajurit ini semakin penasaran “Mengapa bisa begitu?”
“Berapa pun kadar karat emas ini cukup buat hamba, sebab kalau saya upah bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun menabung untuk membeli emas. Apalagi karena ini pemberian raja, tentulah saya menerimanya dengan senang hati”

“Dan lagi pula tuan bukankah peraturannya, saya tidak boleh menukar keping emas yang sudah saya ambil.”
Prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini. “Tapi engkau dapat mengambil keping emas yang lain dan menukarkannya, sekarang kan masih banyak waktu?” tanya prajurit lagi.

“Saya sudah mengambil keputusan tuan, jika saya gantikan emas ini dengan yang lain pun, belum tentu saya mendapatkan yang lebih baik dari punya saya ini.
Saya memutuskan untuk mengabdi pada raja dan merawat milik saya ini untuk menjadikannya emas yang murni.”

Tak lama lagi lonceng istana berbunyi, tanda berakhir sudah kegiatan mereka.

Lalu sang raja pun keluar dan berdiri di tempat yang tinggi sambil berkata, “Wahai rakyatku yang kukasihi, semua emas yang kau genggam itu adalah hadiah yang telah kuberikan. Dan sesuai dengan perjanjian awal, tidak seorang pun diperbolehkan menukar, atau menyia-nyiakan hadiah itu, atau orang itu akan mendapat hukuman karena dia tidak menghargai pemberian raja!” kata-kata raja itu disambut hangat oleh rakyatnya.

Lalu sekali lagi di hadapan rakyatnya, sang raja memberitahu tentang satu hal lagi. “Ketahuilah, sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu, hal ini dimaksudkan bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan, dan hanya akulah yang dapat menambah jumlah karat itu, karena akulah yang memilikinya. ”

“Selama satu setengah hari, terutama setengah hari yang kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan perihal emas itu, tetapi sayang sekali tidak ada satu orang pun yang datang kepadaku untuk menanyakannya.

”Demikianlah raja yang baik hati dan bijaksana itu mengajarkan kesabaran kepada rakyatnya, dan selama bertahun-tahun kemudian dengan sabar sang raja pun menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya.

==================================

Kisah di atas adalah refleksi dalam mencari pasangan hidup.

1. Bagi yang sedang mencari pasangan alias cari pacar
(masa setengah hari pertama untuk memilih)

Memilih memang boleh tapi manusia tidak ada yang sempurna, dan jangan lupa emas itu milik sang raja, hanya dia yang tahu menahu masalah itu, jadi jangan lupa berdoa dulu sebelum mulai mencari pasangan.

2. Bagi yang telah punya pasangan tapi belum menikah (masa setengah hari kedua untuk merenungkan)

Mungkin pertama kali anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat, ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 1 karat, atau malah kuningan.
Diluar memang kita dihadapkan dengan banyak pilihan, sama dengan rakyat yang memilih emas tadi, akan tetapi pada saat kita sudah mendapatkannya, ingatlah : belum tentu kalau kita melepaskannya, kita akan mendapatkan yang lebih baik.

Kalau anda merasa telah mendapatkannya, hal yang terbaik dilakukan ialah menilai si dia secara obyektif, karena itu keterbukaan dan komunikasi sangat penting dalam menjalin hubungan, dan cobalah anda untuk menyelaraskan hati bersamanya.

Apabila anda mengetahui tentang hal terjelek dalam dirinya sebelum Anda menikah itu justru lebih baik, dengan demikian Anda tidak perlu merasa shock setelah menikah. Tinggal bagaimana anda menerimanya, apakah anda mampu menerimanya atau tidak. Jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam jalan cinta, justru jika dalam tahap ini anda tidak pernah mengalami masalah dengan pasangan Anda dengan kata lain tidak pernah bertengkar mungkin, sebaiknya anda malah harus waspada, karena ini adalah hubungan yang tidak sehat, berarti banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan anda.

Yang terpenting adalah niat baik antara pasangan, sehingga dengan komitmen dan cinta, segala sesuatu selalu ada jalan keluarnya. Meskipun dalam tahap ini, anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi pertimbangkan dengan baik hal ini.

3. Bagi yang akan menikah atau terlanjur menikah (masa setengah hari untuk memutuskan)

Dalam tahap ini, siapa pun dia berarti anda telah mengambil keputusan untuk memilihnya, jangan pernah berpikir untuk mengambil keuntungan dari pasangan Anda. Sama halnya dengan orang kaya di cerita tadi, pada umumnya setiap orang tidak pernah puas dengan diri pasangannya, maka tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan anda sendiri, bersikaplah dewasa serta tidak perlu kuatir sebab raja selalu memperhatikan rakyatnya dan menambah kadar karat pada emasnya.

*** apapun yang ada dalam genggaman kita sekarang, jagalah, dan syukurilah..!!!**


Sampai di setengah hari yang keberapakah anda hari ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar