begitulah hati laksana air
engkau hadir dari mata air pegunungan yang tinggi dan tenang
sejuk penuh kedamaian
mengalir dan terus mengalir diantara akar pepohonan
menghantam dan menyelinap
diantara kerasnya bebatuan hitam kehidupan
engkau bangunkan jiwa dalam ngarai dengan derunya suara air terjun yang menggetarkan
engkau sapa lembah ketenangan jiwa dengan gemericik alirannya,
engkau bawa alirannya melalui sungai peradapan manusia
yang penuh akan cahaya suci ataupun nafsu dunia
saat itulah air bisa menjadi penghilang dahaga
saat itulah air bisa menjadi penyuci jiwa
saat itulah air bisa menyejuk wajah penuh kedamaian
dan saat itulah, air pun bisa menjadi sesuatu yang menakutkan
dan saat itu, air pun bisa menjadi sumber ketidaknyamanan
dan saat itu pula, air akan menjadi sumber kebusukan
karena pengaruh akan lingkungan
Tapi
ketika ia menguap diantara bau busuk selokan
ketika ia menguap diantara ketidaknyamanan
ketika ia menguap diantara suasana menakutkan
ketika ia menguap diantara penyakit kehidupan
di Esok Paginya…..
dirimu akan kembali menjadi embun hati yang menyejukan di pagi hari
Embun hati yang akan memancarkan sinar bagai permata
diantara bias sinar mentari
Embun hati yang akan menjadi penghilang dahaga kehausan di malam hari
Embun hati yang akan menjadi semangat hidup bagi tumbuhan yang berusaha memberikan buah bagi makhluk sekelilingnya
Embun hati…
akankah diriku menemukan kembali di esok hari nanti…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar